Local Startup Fest 2.0, Ajang Berguru Bisnis Digital

Local Startup Fest 2.0.
Sumber :
  • Instagram/@localstartupfest

VIVA – Merebaknya perusahaan rintisan atau startup di Indonesia tak lepas dari peran anak muda. Startup biasanya lahir sebagai jawaban sebuah permasalahan. Di luar pemecah masalah, startup didorong bisa melahirkan nilai tambah bagi ekonomi digital.

2024 jadi Tahun Krusial bagi Industri Kripto Indonesia

Untuk mendorong peran startup, kembali dihadirkan Local Startup Fest. Ajang yang sebelumnya diselenggarakan di Jakarta pada Februari 2017 kini muncul lagi dengan nama Local Startup Fest 2.0. Pada pameran kali ini, penuh dengan hal baru, ada sekitar 70 pembicara nasional dan internasional yang hadir dan terbagi dalam tiga stage.

Ini belum termasuk booth yang diisi oleh para startup digital kecil dan menengah. Kebanyakan mereka berasal dari Jakarta, tapi ada juga yang berasal dari luar Jakarta seperti Semarang dan Surabaya.

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Pesik mengatakan, usaha rintisan mempunyai banyak hubungan dengan beragam aspek.

"Bekraf, yang bertugas mendorong ekonomi kreatif Tanah Air, mencoba bantu untuk mewujudkannya dengan cara mengakselerasi nilai tambah para digital startup. Bekraf bertugas sebagai pendukung fasilitasi dalam konteks bertugas di hilir. Di sinilah sebenarnya nilai tambah bisa didapat," ujar Ricky dalam pembukaan 'Local Startup Fest 2.0' di Main Stage Ballroom Kuningan City, Rabu, 18 Oktober 2017.

Telkomsel Berburu Startup

Ia menuturkan, ada beberapa indikator sebuah startup bisa mendapat nilai lebih. Di antaranya kontribusi nilai ekonomi kreatif terhadap pendapatan domestik bruto, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan kontribusi terhadap nilai ekspor. Bekraf meyakini, ekonomi digital merupakan salah satu faktor yang bisa meningkatkan ekspor secara finansial.

Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pemerintah mencoba mengembangkan ekonomi digital melalui Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik tahun 2017-2019.

"Namun demikian, masih ada beberapa faktor penghalang yang harus diatasi lebih dulu. Seperti masalah sumber daya manusia, pendanaan, perpajakan, logistik, komunikasi infrastruktur, dan cyber security," ujarnya.

Khusus untuk keamanan siber, pria yang akrab disapa Semmy ini meminta agar para pemilik startup bisa melindungi para pelanggannya. Meski edukasi kepada masyarakat sudah dilakukan, tapi dia menegaskan, pelaku bisnis juga wajib menjamin kerahasiaan data-data pelanggannya.

Beberapa pembicara ternama di industri startup yang hadir di Local Startup Fest 2.0 yaitu Daniel Tumiwa (Supervisory Board Member idEA & Founder ADSvokat), Henky Prihatna (Country Industry Head Google Indonesia), Seon Yong Park - Amazon Web Services, Ken Ly (Cloud Architect Alibaba), Andy Zain (Managing Director Kejora Ventures).

Lalu ada Willix Halim (COO Bukalapak), Abishek Shah (Director & CFO IBM), Natali Ardianto (Founder & CTO Tiket.com), Revie Sylviana (Business Development Director LINE Corp Indonesia), Kenneth Shaw (CTO Brank.as), Rama Mamuaya (Founder & CEO DailySocial), Doni Hanafi (Co-Founder & CTO Bridestory), dan masih banyak lainnya.

Local Startup Fest 2.0 diselenggarakan pada 18 hingga 19 Oktober 2017 di Ballroom Kuningan City dengan harga tiket mulai dari Rp250.000. Diharapkan kegiatan ini mampu mewadahi kreativitas anak bangsa dalam mencari solusi dari sebuah permasalahan negeri. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya