China Bikin Teknologi Pengenalan Wajah untuk Awasi Warganya

Ilustrasi fitur pengenalan wajah di smartphone.
Sumber :
  • www.engadget.com

VIVA.co.id – Kementerian Keamanan Publik China bersama Ivision sedang mengembangkan proyek teknologi untuk mendeteksi secara akurat identitas lengkap seluruh warga China yang berjumlah 1,3 miliar jiwa melalui fitur sensor wajah (biometrik).

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Ivision merupakan perusahaan teknologi dari Shanghai yang memenangkan tender ini pada 2016. Namun saat dikonfirmasi, pihak
perusaahaan enggan merinci progres dari perkembangan proyek tersebut.

Teknologi pemindai wajah ini menjadi lebih layak disematkan ke dalam aplikasi karena praktis dipakai sehari-hari. Ivision mengklaim mampu mengenali satu dari 1,3 miliar wajah warga China hanya dalam tiga detik.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Pemerintah China juga tertarik dengan Apple iPhone X, yang dilaporkan akan memanfaatkan sensor 3D dan teknologi inframerah pada kamera depannya.

Dengan fitur pengenal wajah, pengguna bisa membuka ponsel dari posisi terkunci hanya dengan menghadapkan sensor ke wajah pengguna.

Mobil Baru BYD Rp200 Jutaan Mulai Dikirim ke Diler

Kecanggihan fitur inilah yang memicu kekhawatiran terkait privasi pengguna. Apalagi, Apple belum lama ini tunduk pada aturan yang diterapkan pemerintah China soal virtual private network (VPN).

Aturan ini disambut pertentangan dari beberapa pihak dan menilai bahwa Apple telah memundurkan kebebasan manusia untuk menggunakan internet.

Pengacara Privasi asal Inggris, Clare Garvie, mengatakan, ada konsekuensi yang tidak diinginkan dari penerapan teknologi ini.

Tes DNA Cacat

Ia mencontohkan, ada tahanan yang dipenjara selama bertahun-tahun karena kejahatan yang tidak pernah mereka lakukan. Hal ini akibat hasil pengujian DNA 'yang cacat'.

"Kalau ditarik dengan rencana China menerapkan teknologi pengenalan wajah ini yaitu ada risiko salah mengidentifikasikan orang sebagai penjahat," ungkapnya, seperti dikutip South China Morning Post, Jumat 13 Oktober 2017.

Terlebih, Clare melanjutkan, para penegakan hukum di China cenderung membidik 'orang-orang yang menarik perhatian pemerintah'.

Kegunaan lain dari teknologi ini mencakup pemindaian wajah orang-orang di luar kamar mandi umum untuk mengidentifikasi pencurian kertas toilet dan membatasi penggunaan kertas toilet. Shanghai sudah menerapkan teknologi ini sejak awal 2017. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya