VIDEO: Usia 82 Tahun, Wanita Ini Bikin Aplikasi iPhone

Masako Wakamiya, pengembang aplikasi Apple
Sumber :
  • www.fortune.com

VIVA.co.id – Nama Masako Wakamiya di kalangan pengembang aplikasi bagi Apple memang istimewa. Pensiunan bank yang berusia senja, 82 tahun, tapi tetap semangat berkarya. Wakamiya merupakan pengembang Apple tertua dan terus menciptakan aplikasi buat Apple di masa tuanya. 

Kalkulator Ini Dipaksa Pakai Windows 10, Begini Jadinya

Salah satu aplikasi yang dia kembangkan yaitu aplikasi Hinadan, yang tersedia untuk pengguna Apple di Jepang. Aplikasi ini dikhususkan bagi pengguna smartphone tua di Negeri Matahari Terbit. 

Wakamiya menjelaskan, dia memutuskan mengembangkan aplikasi bagi kalangan manula lantaran dia melihat ada banyak kendala bagi orang di usia tersebut. Menurutnya, kalangan manula susah memainkan aplikasi game karena merasa game yang ada sangat tak menarik bagi mereka. 

Pendiri Android Pamer Ponsel Baru, Jangan Kaget Antimainstream Banget

Wakamiya sudah sering kali mendengar curhat pengguna kawankawan seusianya. Maka dia tergerak menciptakan aplikasi yang ramah dan disukai manula. Hinadan merupakan aplikasi yang melestarikan budaya tradisional Jepang Hinamatsuri. 

Dalam Hinadan, permainan ini  mengajak para pemain menempatkan 12 boneka Jepang di posisi masing-masing dalam empat tingkatan.

Hilang 22 Tahun Lalu, Jenazah Pria Ditemukan Google Maps

Dan ternyata, aplikasi Hinadan tak hanya menarik bagi manula tapi juga pengguna muda saat ini. Sejauh ini aplikasi besutan wanita manula ini sudah diunduh 42 ribu kali. 

Dengan mengembangkan aplikasi Hinadan ini, secara tak langsung, Wakamiya melestarikan budaya Jepang kepada anak muda. 

Puas aplikasi karyanya diterima luas pengguna Apple, Wakamiya kemudian bertekad untuk membuat aplikasi lain bagi kalangan manula. 

Belajar internet

Dikutip dari CNN, Wakamiya mulai menggunakan komputer pada usia 60 tahun saat dia merawat ibunya yang sudah lanjut usia dan susah untuk bersosialisasi dengan temannya.

Kala itu dia mengaku butuh waktu tiga bulan untuk menyiapkan komputernya agar bisa online. Sampai-sampai dia mengaku wajahnya penuh dengan keringat dan air mata demi keinginan untuk bermain komputer. 

Untuk mempelajari internet dan terhubung dengan pengguna internet manula lainnya, dia bergabung dengan Silver Club. 

"Saya sampai harus berbincang dengan banyak lelaki dalam klub tersebut," kata wanita tak bersuami sampai usia tuanya.

 
 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya