VIVAnews - Dell, salah satu produsen komputer utama dunia mengaku angka penjualan mereka di tanah air, pada paruh pertama tahun 2009 kurang memuaskan. Khususnya di bidang komputer jinjing.
Meski begitu, Rudy Sumadi, Business Development Director, Consumer Business Dell Indonesia menyebutkan bahwa pihaknya optimis bahwa kinerja mereka di paruh kedua 2009 akan lebih baik.
“Kami memang memiliki rapor yang jelek. Selain itu Dell juga terlambat dibandingkan dengan kompetitornya untuk bersaing di segmen netbook yang sedang marak,” kata Rudy saat meluncurkan jajaran notebook terbaru Dell beberapa waktu lalu. “Meski begitu, kami optimis apalagi melihat pasar Indonesia, khususnya di akhir tahun ini sudah mulai rebound,” ucapnya.
Pada kuartal kedua 2009, menurut data IDC, Dell Consumer berada di peringka kelima di pasaran Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar 2,8 persen. “Dengan jajaran produk terbaru yang kami tawarkan, di akhir tahun kami yakin mampu mencapai target penjualan. Di pasar kami juga yakin bisa mendekati pencapaian kompetitor yang ada di peringkat ketiga,” ucap Rudy.
Rudy menyebutkan, saat ini spesifikasi bukan lagi menjadi faktor utama bagi konsumen saat memutuskan untuk membeli notebook, melainkan dari sisi desain, penampilan, dan pilihan warna.
“Di sinilah kami akan mencoba merebut perhatian pasar. Saat kompetitor hanya memiliki 2 atau 3 pilihan desain dan warna, kami menghadirkan hingga 7 warna yang berbeda yang bisa dipilih pengguna,” kata Rudy. “Selain itu, kami juga memastikan seluruh pilihan warna yang kami tawarkan tersedia di pasar. Tidak seperti kompetitor yang warna-warna tertentu sulit didapatkan pengguna,” ucapnya.
Selain warna, Dell juga memperkenankan pengguna untuk memilih sendiri desain cover untuk notebook mereka. “Ada 200 desain di situs Dell yang bisa dipilih pengguna untuk notebook yang akan mereka beli,” kata Rudy.
Seperti diketahui, baru-baru ini Dell menghadirkan jajaran notebook Inspiron terbaru mereka di pasar Indonesia dalam berbagai pilihan warna.
3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik
Ketiga faktor ini harus dipikirkan berurutan dalam menangkal operasi intelijen siber. Jangan terbalik. Kalau tidak dilakukan berurutan, maka akan jadi masalah.
