Tak Lazim, Kulit Ikan Nila Jadi Obat Luka Bakar

Terapi luka bakar dengan kulit ikan nila
Sumber :
  • Reuters/Paulo Whitaker

VIVA.co.id –  Para ilmuwan di Brasil sedang bereksperimen dengan pengobatan baru untuk luka bakar. Mereka menggunakan kulit ikan nila sebagai media terapi pengobatan. Meski dinilai sebagai sebuah prosedur yang tidak lazim, ilmuwan itu menyebut cara ini dapat mengurangi rasa sakit korban luka bakar dan mengurangi biaya pengobatan.

4 ABG di Wonogiri Terluka Parah Akibat Racik Mercon, Kuku hilang hingga Kaki Terbakar 80%

Tim ilmuwan dari Universitas Federal Ceara mengungkapkan kulit nila memiliki kelembaban, kolagen dan ketahanan penyakit pada tingkat yang sebanding dengan kulit manusia. Selain itu, kulit nila terbukti dapat membantu penyembuhan luka bakar.

"Di Brasil, penggunaan kulit nila pada luka bakar belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya kami menerapkan metode pengobatan tersebut ke kulit manusia. Kulit ikan biasanya dibuang, jadi kami menggunakan produk ini, mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat secara sosial," kata Odorico de Morais, profesor di Universitas Ceara, Odorico de Morais, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa 30 Mei 2017.

Top Trending: Tersebar Percakapan Habib Bahar dan Hercules hingga Santri Tewas Diduga Dianiaya

Perawatan kulit nila diklaim dapat mempercepat penyembuhan hanya dalam beberapa hari dan mengurangi kebutuhan obat penghilang rasa sakit. Dalam uji coba medis, terapi alternatif ini telah digunakan setidaknya 56 pasien penderita luka bakar tingkat dua dan tiga.

Seorang montir bernama Antonio Janio, menderita luka bakar parah. Api telah membakar lengannya saat silinder gas solder bocor. Ia memilih untuk menjalani terapi kulit ikan nila daripada mengkonsumsi obat pereda nyeri dan mengoleskan salep berkali-kali.

Kartika Putri Ungkap Kronologi Penyakit Kulit yang Diidap, Awalnya Benjolan Air di Dahi dan Bibir

Sebabnya, kata Antonio, perawatan kulit nila lebih efektif ketimbang harus mengganti perban setiap dua hari sekali. Meski untuk sementara, tubuhnya harus terlihat layaknya manusia ikan, seperti yang ada di cerita dongeng.

Proses Sterilisasi

Sebelum ditempelkan ke kulit pasien, kulit ikan harus benar-benar steril. Teknisi laboratorium Universitas Ceara merawat kulit ikan dengan berbagai alat sterilisasi. Mereka lalu mengirimkannya ke Sao Paulo untuk penyinaran, sebuah proses pembunuhan virus sebelum mengemas dan mendinginkannya.

Terapi luka bakar dengan kulit ikan nila

Setelah dibersihkan dan dirawat, kulit ikan akan mampu bertahan hingga dua tahun. Perawatan ini juga berfungsi untuk menghilangkan bau amis ikan. Para ahli memaparkan kulit ikan nila memiliki kadar kolagen tipe 1 yang tinggi, tetap lembab lebih lama dari kain kasa dan tidak perlu sering diganti.

Cara menerapkannya di tubuh pasien yakni kulit nila ditempelkan langsung ke daerah yang terbakar, kemudian ditutup dengan perban tanpa perlu krim apa pun. Setelah sekitar 10 hari, dokter melepas perbannya. Kulit nila yang mengering dan mengendur dari luka bakar bisa dikupas.

"Gunakan kulit nila. Ini bagus sekali. Ini menghilangkan rasa pedih, Anda tidak perlu minum obat. Dalam kasus saya, saya tidak membutuhkannya (obat penghilang rasa sakit), syukurlah," ujar Antonio.

Morais mengatakan, perawatan kulit nila harganya 75 persen lebih rendah dari krim sulfadiazin yang biasanya digunakan pada pasien luka bakar. Karena kulit nila merupakan produk limbah murah dari peternakan ikan. Para periset berharap perawatan ini akan terbukti layak secara komersial dan mendorong seluruh rumah sakit di dunia agar menggunakan kulit nila sebagai medis. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya