Puluhan Ribu Konten Pelecehan Seksual 'Banjiri' Facebook

Jejaring sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA.co.id – Media sosial Facebook dibanjiri 54 ribu konten balas dendam yang terkait seks dalam satu bulan. Pada Januari tahun ini saja, mereka harus menonaktifkan lebih dari 14 ribu konten yang terkait dengan pelecehan seksual.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Dari konten sebanyak itu, 33 ribu di antaranya melibatkan anak-anak. Perusahaan teknologi informasi raksasa Amerika Serikat ini hanya menyelidiki kasus di mana pengguna mengeluh, yang menurut para ahli jumlahnya jauh lebih tinggi.

Seperti diketahui, Facebook diguncang sebuah dokumen bocor pada Minggu, 21 Mei lalu, yang isinya menyarankan moderator untuk menutup mata terhadap konten kontroversial, seperti "bagaimana membunuh" maupun "video yang menyakiti diri sendiri".

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Sumber internal Facebook mengatakan bahwa kebijakan seksual adalah kesalahan moderator. "Ini sangat kompleks dan area terberat yang harus diikuti," katanya, seperti dikutip situs The Sun, Selasa, 23 Mei 2017.

Ia melanjutkan, akun akan dihapus oleh Facebook tergantung pada seberapa banyak detail konten pelecehan seksual yang dikandungnya. Kepala Manajemen Kebijakan Global Facebook. Monika Bickert, mengatakan bila pihaknya bertekad untuk melakukannya dengan benar.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Kendati demikian, Bickert enggan berkomentar mengenai angka-angka spesifik tersebut. "Kami menerima jutaan laporan setiap pekan, namun kami tidak merilis tokoh individual," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Komite Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper menegaskan, dia bersama anggota parlemen lainnya khawatir dan mempertanyakan bagaimana Facebook menangani konten gambar yang berisi anak-anak dan remaja terluka secara fisik.

"Gambar (berisi pelecehan seksual) harus dilaporkan ke polisi dan dihapus. Saya mendorong Facebook harus mengubah kebijakannya, dan sangat salah jika terus menayangkannya," ujar Cooper.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya