22-5-1896: Ide Brilian Bapak Roket Lampaui Zaman

Konstantin Tsiolkovsky
Sumber :
  • www.allstar.fiu.edu

VIVA.co.id – Misi eksplorasi antariksa pada hari ini telah menelurkan berbagai pengetahuan baru. Dengan teknologi misi antariksa saat ini telah berkembang makin maju. 

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Perkembangan teknologi itu hadir berkat kontribusi ilmuwan asal Uni Soviet, Konstantin Tsiolkovsky. Sebab 121 tahun lalu, dikutip dari Russiapedia RT, Minggu 21 Mei 2017, gagasan cemerlang Tsiolkovsky telah membuka perkembangan pengetahuan dan teknologi antariksa. 

Pada 22 Mei 1896, Tsiolkovsky menelurkan formula peluncuran roket ke antariksa. Gagasannya itu cukup brilian di masanya yang masih belum banyak muncul teknologi antariksa. 

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

Gagasannya tentang roket itu bahkan telah lahir beberapa dekade sebelum wahana antariksa Sputnik, menjadi objek penggerak pertama ke luar angkasa. 

Pada masanya, Tsiolkovsky telah melahirkan gagasan independen yang dipraktikkan pada masa modern. Dia melahirkan ide elevator luar angkasa, roket multi stage, mesin berbahan bakar cair dan hidrogen. Idenya jauh melampauinya masa hidupnya. 

Lima Trik Bikin Wi-Fi di Rumah Makin Ngebut

Selain dikenal sebagai ilmuwan, Tsiolkovsky juga dikenal sebagai filosof dan pemimpi. Dalam bukunya, dia menuliskan ide yang dilaksanakan oleh misi antariksa modern, yaitu menempatkan kaki ke permukaan asteroid, mengangkat baru di Bulan, membangun stasiun bergerak di luar angkasa, menjelajahi penemuan ruang yang bisa dihuni manusia di sekitar Bumi, Bulan dan Matahari, sampai mengamati Mars dari jarak dekat dengan satelit. 

Tak heran dengan gagasan yang melebihi zamannya itu, Tsiolkovsky dilabeli sebagai Bapak Astronautika dan Bapak Roket. 

"Jelas tak ada keraguan, ilmuwan saat ini menerapkan gagasan teknologi Tsiolkovsky," jelas kosmonot dan insinyur antariksa Rusia, Konstantin Feoktistov. 

Feoktistov menuturkan, Tsiolkovsky memang tak bisa menyaksikan kompleksitas perjalanan antariksa, tapi gagasannya terjadi. "Saya heran dia memikirkan itu semua dari awal dengan akurasi detail," ujarnya. 

Tuna rungu 

Tsiolkovsky nyatanya mengabdikan dirinya pada gagasannya, dengan kisah yang mengharukan. Saat dia berusia 10 tahun, pendidikan formalnya berhenti lantaran dia nyaris  kehilangan pendengarannya total buntut dari demam berdarah. 

Tapi itu tak membuatnya berkecil hati. Dia belajar secara mandiri di rumah dengan sederhana. Tekad kuat itu membuat keluarganya mengirimkan ke Moskow untuk menyelesaikan pendidikannya. Karena kemampuannya di bidang matematika dan sains, dia akhirnya mendapat jabatan mengajar di Kaluga. 

Totalitasnya pada pengetahuan diwujudkan dengan selalu sibuk menulis dan merangkai model roket, sampai dia mengucilkan diri dari orang lain. Bahkan dalam laku sepinya itu, tak pernah ada tamu mengunjunginya. 

Tsiolkovsky punya kehidupan pribadi layaknya orang kebanyakan. Dia punya keluarga besar, istri dan tujuh anaknya. Semuanya hidup dengan gajinya sebagai guru yang kecil. 

Tapi sayang, prestasi briliannya terinterupsi. Karyanya yang brilian sempat tak diakui oleh pusat sains. Dia baru diakui secara formal atas prestasinya setelah revolusi dan terbentuknya Uni Soviet pada 1921. 

Sejak prestasinya diakui, hidupnya membaik. Dia mendapatkan tunjangan pensiun seumur hidup, sehingga bisa menopang untuk studinya. 

Tsiolkovsky meninggal pada 19 September 1935. Berkat kontribusinya bagi generasi astronaut, penghargaan dunia ilmu pengetahuan diberikan kepadanya. Kawah raksasa di sisi gelap atau sisi jauh Bulan diabadikan dengan nama Tsiolkovsky. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya