Virus 'Pemalak' Ransomware Diprediksi Menyerang Lagi

Ilustrasi ransomware.
Sumber :
  • Twitter/@kaspersky

VIVA.co.id – Serangan siber yang melanda 125 ribu sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat, 12 Mei lalu, diperkirakan bakal terjadi lagi dalam pekan ini. Seorang pakar asal Inggris, yang dijuluki "MalwareTech", memprediksi serangan yang dimaksud "sangat mungkin terjadi lagi Senin atau hari ini".

Indonesia Mengalami Hampir 100 Ribu Serangan di 2023

MalwareTech digelari "pahlawan tak sengaja", setelah membeli sebuah domain di internet seharga 8 poundsterling atau Rp137 ribu untuk melacak penyebaran virus tersebut. Tanpa disangka, langkah itu justru menghentikan penyebaran virus.

"Sangat penting bagi masyarakat untuk menambal sistem mereka sekarang. Kita berhasil menghentikan yang ini. Tapi akan ada yang lain dan tidak bisa kita hentikan. Mungkin tidak pada akhir pekan ini, tapi sangat mungkin hari ini," ujar pakar yang tidak diungkap identitasnya itu kepada BBC, Senin 15 Mei 2017.

Kelompok Ini Angkat Hacker Jadi Karyawan, Targetnya Pemerintah

Sementara itu, Darien Huss, peneliti keamanan teknologi internet dari perusahaan Proofpoint, mengamini pandangan MalwareTech. "Saya sangat yakin, dengan tingginya perhatian media atas insiden ini, mungkin sudah ada orang-orang yang berupaya memakai cara-cara penyebaran," ujarnya.

Adapun Oliver Gower, dari Badan Nasional Inggris Bidang Penindakan Kejahatan, mengaku, akan menggunakan berbagai cara "untuk membawa para pelaku kejahatan kriminal untuk diadili".

Awas, Dark Web Makin Mengganas

"Serangan ini "tidak pernah terjadi sebelumnya". Kami akan bekerja keras dan bekerjasama dengan negara-negara terdampak demi memitigasi ancaman," tutur dia.

Berdasarkan analisis BBC terhadap tiga akun yang terkait dengan serangan siber global mengindikasikan kelompok peretas telah menerima pembayaran setara dengan 22.080 poundsterling atau Rp379,4 juta.

Batalkan Tindakan Medis

Di Indonesia, serangan peretas itu ditujukan ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah Sakit Kanker Dharmais - keduanya di Jakarta. Di Inggris, 48 rumah sakit dan klinik, yang merupakan bagian dari Layanan Kesehatan Nasional, juga menjadi target.

Akibatnya, beberapa rumah sakit terpaksa membatalkan tindakan medis dan sejumlah ambulans dialihkan ke rumah sakit lain yang tidak terdampak virus Wannacry. Virus Wannacry adalah ransomware atau malware yang menyerang komputer dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file sehingga tidak bisa diakses kembali.

Kelompok peretas dilaporkan meminta dana tebusan agar file file yang dibajak dengan enkripsi bisa dikembalikan dalam keadaan normal lagi. Dana tembusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dengan US$300 dan Wannacry memberikan alamat bitcoin untuk pembayarannya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya