Kasus Pemerkosaan di Facebook, Terdakwa akan Banding

Jejaring sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA.co.id – Jaksa penuntut umum dan terdakwa mengajukan banding atas kasus pemerkosaan yang menghebohkan di awal tahun ini, di mana pemerkosaan terhadap perempuan Swedia ini disiarkan langsung di media sosial Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Polisi Uppsala di Stockholm Utara, Swedia, dipanggil pada Januari lalu setelah ada penonton yang peduli dan memberi tahu mereka tentang pemerkosaan yang dilakukan tiga orang pria terhadap seorang perempuan.

Mengutip situs Russia Today, Jumat, 12 Mei 2017, tayangan tersebut mengundang lebih dari 60 ribu anggota. Tiga pria tersebut masing-masing berusia 18, 21 dan 24 tahun, telah ditangkap.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Namun, ketiganya mengelak dituduh memperkosa dan mengklaim bahwa mereka dan perempuan tersebut setuju dilakukannya aksi itu. Akan tetapi, eksepsi mereka ditolak oleh Pengadilan Distrik Uppsala pada April.

Oleh karena itu, diputuskan ketiganya masing-masing menerima hukuman satu tahun, dua tahun empat bulan, dan enam bulan. Pria berusia 18 dan 21 tahun, keduanya warga Afghanistan, dinyatakan bersalah melakukan pemerkosaan.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Sementara, pria berusia 24 tahun, warga Swedia keturunan Afghanistan dan berada di belakang kamera, dinyatakan bersalah melakukan penghinaan kotor. Tak hanya penjara, ketiganya diperintahkan membayar kerugian sebesar 300 ribu kronor (US$33.890/Rp453,4 juta) kepada korban.

Selain itu, pengadilan memutuskan bahwa perempuan tersebut, yang dilaporkan berusia 31 tahun, berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang dianggap sebagai situasi yang sangat rentan menurut hukum Swedia.

Menanggapi hal ini, Jaksa Pontus Melander berpendapat bahwa kalimat tersebut terlalu lunak dan menghukum terdakwa yang berusia 24 tahun atas tuduhan melakukan pemerkosaan, sebuah kejahatan yang lebih serius menuntut hukuman yang lebih ketat.

Meskipun memiliki telepon di tangannya, dia tidak pernah menghubungi nomor darurat, meskipun beberapa orang secara online meminta dia untuk melakukan intervensi. Akan tetapi, ia justru tertawa dan mendorong teman-temannya.

Sementara itu, pengacara ketiga terdakwa telah resmi mengajukan banding, dengan mengklaim bahwa kliennya tidak bersalah. Menurut seruan tersebut, tidak ada bukti pasti tentang tingkat pengaruh narkoba dan alkohol pada korban saat pemerkosaan berlangsung.

Dengan demikian, tidak dapat dikesampingkan pula bahwa ia hanya memiliki kadar alkohol dalam darah "yang cukup moderat,". Sampel yang diambil dari korban menempatkan tingkat alkohol dalam darahnya sebesar 0,28 persen per jam setelah pemerkosaan terjadi.

Sementara, delapan saksi yang dipanggil ke pengadilan mengatakan bahwa korban tidak bergerak. "Seolah-olah dia sudah mati atau seperti boneka," kata seorang saksi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya