Ilmu Neurosains Bisa Dipakai untuk Bisnis dan Organisasi

Ilustrasi gelombang otak.
Sumber :
  • unocero

VIVA.co.id – Penerapan neurosains di Indonesia dipandang masih sangat minim. Neurosains di Tanah Air cenderung menjadi domain kedokteran dan psikologi. Padahal di luar negeri penerapan neurosains sudah meluas di bidang bisnis dan organisasi. 

4 Alasan Berselingkuh Menurut Neurosains

Neurosains menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Ilmu yang semula lebih banyak dipakai bagi kalangan medis saat ini mulai diterapkan dalam industri, maupun praktek kepemimpinan organisasi. 

Oleh karena sistem neuron atau sel saraf adalah unit paling kecil dari sistem saraf yang menerima dan membawa sinyal melalui kerja listrik dan kimiawi. Sistem listrik dan kimiawi yang terjadi di tingkat neuron inilah yang memiliki hubungan yang sangat erat antara otak dengan pikiran dan perilaku manusia.

Pakar: Memimpin dengan Otak, Pekerjaan Hasilnya Akurat

Sementara neurosains jika diterapkan optimal dalam bidang terakhir tersebut maka akan sangat berguna dalam melahirkan sebuah pemimpin organisasi yang melahirkan keputusan yang bagus. 

"Neurosains di kalangan marketer sudah sangat penting (di luar negeri). Kalau sang pemasar itu mengetahui pendekatan ini dengan kuat, maka dia bisa tahu perilaku dan akhirnya bisa mengambilan keputusan pembelian," ujar Ketua Umum Asosiasi Sinergi Terapan Neurosains Indonesia atau Sintesa, Lyra Puspa dalam keterangannya kepada VIVA.co.id, Jumat 28 April 2017. 

Pakai Nuerosains, Iklan Ini Sukses Melantak Emosi Konsumen

Keputusan Tepat

Lyra melanjutkan, penerapan neurosains juga bisa bermanfaat dalam bidang kepemimpinan. Kandidat doktor penerapan neurosains Canterbury Christ Church University, Inggris itu menuturkan, pemimpin organisasi harus benar-benar bisa melahirkan sebuah hal yang brilian dan bermanfaat bagi publik atau masyarakat. 

"Jadi mereka bakal lebih paham apa kerja otak dan bisa mengambil keputusan yang lebih tepat," kata perempuan berjilbab yang mendirikan Vanaya Coaching Institute itu. 

Untuk membumikan neurosains di Indonesia, Lyra menjadi salah satu pengagas Sintesa. Wadah ini, kata dia, menyatukan beberapa insan dari berbagai latar belakang untuk mendalami pemanfaatan neurosains di Tanah Air. 

Lyra menuturkan Sintesa terdiri dari pra praktisi neurosains, dokter, guru, akademisi, pengusaha, pelatih (coach), praktisi SDM, untuk menggulirkan manfaat tersebut. 

"Kami ingin dengan neurosains itu Indonesia maju," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya