- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id – Media Sosial Facebook mengakui, penyebaran berita palsu atau hoax memang susah untuk dihindari. Facebook ikut dirugikan karena hoax, karena penggunanya malah mendapatkan informasi yang tidak benar lewat platform mereka.
"Kami menentang keberadaan berita palsu di Facebook, berita tersebut menyesatkan orang-orang dan membuat dunia semakin kurang informasi. Orang-orang tidak ingin melihat berita palsu di Facebook, dan kami juga begitu. Hal tersebut merugikan komunitas kami dan industri," tulis Facebook dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Jumat 7 April 2017.
Menurut Facebook, hoax bukanlah masalah yang baru muncul. Setiap teknologi yang baru muncul memerlukan solusi baru dan kreatif untuk menangkalnya.
Facebook, baru- baru ini meluncurkan sebuah fitur untuk menangkal hoax. Fitur itu dinamai fitur edukatif, yang sudah diluncurkan di 14 negara, termasuk Indonesia, Myanmar, Korea Selatan, Taiwan, dan Filipina.
"Kami meluncurkan sebuah perangkat edukasi untuk membantu orang mengenali berita palsu. Kami membuat fitur ini terlihat di bagian atas News Feed selama beberapa hari di Facebook," jelas Facebook.
Ketika pengguna mengklik perangkat atau fitur edukasi tersebut, pengguna akan melihat informasi lebih lanjut dan materi di Pusat Bantuan Facebook, termasuk tips mengenai bagaimana mengenali berita palsu, seperti mengecek URL situs, menginvestigasi sumber berita dan mencari laporan lainnya berdasarkan topik berita.
Tips-tips ini, kata Facebook, dikembangkan berdasarkan konsultasi dengan First Draft, sebuah lembaga nonprofit yang berdedikasi untuk mengembangkan keterampilan dan standar dalam pelaporan dan berbagi informasi secara daring dan didukung oleh mitra lokal yaitu Dewan Pers dan ICT Watch.
Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya
Raffi Ahmad lagi-lagi harus menghadapi kabar yang tidak menyenangkan. Pria yang sering disebut sebagai Sultan Andara ini dituduh terlibat dalam pencucian uang.
