- Pixabay/Pexels
VIVA.co.id – Angka kematian ibu dan janin di daerah pedesaan semakin meningkat. Ini karena kurangnya akses untuk mendapatkan layanan kesehatan, terlebih alat kesehatan pun banyak yang tidak tersedia.
Inilah yang menjadi dorongan salah satu startup anak bangsa, TeleCTG untuk mengembangkan alat CTG (cardiotocography) berbasis teknologi digital. Berbasis smartphone, alat ini dipercaya bisa menjangkau pedesaan atau pedalaman karena mudah digunakan, dan harga beli pun lebih murah.
COO TeleCTG, Abraham Auzan mengatakan alat tersebut dinamakan TeleCTG, sebuah alat CTG dikemas dengan teknologi digital karena terhubung dengan smartphone.
"Kita buat CTG sesimpel mungkin dan bisa digunakan di pedesaan, hasil CTG tetap dibaca oleh dokter di kota," ujar Abraham kepada VIVA.co.id saat ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta.
CTG dalam medis digunakan untuk mengecek pertumbuhan dan detak jantung janin. CTG konvensional umumnya berbentuk persegi dan layar komputer tapi dalam ukuran besar. Distribusi alat CTG pun selama ini hanya terdapat di rumah sakit atau klinik tertentu.
Sementara TeleCTG berbentuk mikrokontroller dan tampilan hasil pemeriksaan terhubung ke smartphone. Cara penggunaannya, cukup dengan mencolokkan mikrokontroller ke smatrphone yang sudah diinstal aplikasi TeleCTG.
Abraham menambahkan, alat CTG berbasis digital TeleCTG akan diluncurkan pertengahan tahun 2018. Aplikasi masih tersedia untuk Andoid.
Alat ini merupakan salah satu startup pemenang program GnB Accelerator. Program GnB Accelerator merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Melalui program tersebut, startup disuntik dana investasi sebesar US$50 ribu, atau setara Rp666 juta. Sebanyak tujuh startup terpilih untuk disuntik dana investasi. (ren)
