- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – YouTube mengaku telah salah dalam memperlakukan video tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT pada platformnya. Situs video milik Google itu meminta maaf telah memblokir video LGBT+ melalui fitur Restricted Mode yang ada pada platform mereka.
Dikutip Neowin, Selasa 21 Maret 2017, langkah YouTube yang memblokir dan membatasi akses video LGBT+ itu mendapat protes dari beberapa YouTubers.
YouTubers protes, beberapa video LGBT+ mereka telah diklasifikasikan sebagai konten yang 'sensitif' oleh anak perusahaan Google tersebut. Label sensitif itu memang disesalkan, sebab video LGBT+ tersebut terblokir. Label Restricted Mode pada YouTube memungkinkan netizen tak bisa mengakses konten tertentu.
Dalam permohonan maafnya, YouTube mengatakan tak bermaksud memblokir konten LGBT.
"Maksud dari Restricted Mode adalah untuk menyaring konten dewasa bagi sekelompok pengguna yang ingin makin dibatasi kontennya," ujar YouTube dalam akun Twitter @YTCreators.
Dalam postingan itu, YouTube menegaskan beberapa video LGBT+ tetap tersedia dalam Restricted Mode, karena mendiskusikan masalah yang sangat sensitif.
Belakangan, YouTube menjelaskan, fitur Restricted Mode tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu, YouTube mengatakan minta maaf dan segara akan memperbaiki masalah tersebut.
Sebelumnya, pada 2015, Google juga dilanda banjir protes dari puluhan ribu pengguna soal munculnya istilah tidak tepat terkait homofobik di Google Translator.
A message to our community ... pic.twitter.com/oHNiiI7CVs
— YouTube Creators (@YTCreators) 20 Maret 2017