Bos Hyperloop Bicara Pembebasan Lahan di Indonesia

Ilustrasi uji jalur Hyperloop
Sumber :
  • HTT/JumpStartFund

VIVA.co.id – Perusahaan transportasi masa depan asal Amerika Serikat Hyperloop Transportation Technologies (HTT) sedang menjalankan studi kelayakan di Indonesia. HTT tertarik menerapkan sistem teknologi transportasi super cepat itu di Tanah Air. 

Google Punya 'Kembaran' Hyperloop Milik SpaceX, Namanya Heliox

Chariman dan Chief Officer HTT Bibop G. Gresta mengatakan, alasan perusahaan tertarik dengan Indonesia, karena negeri ini punya kepadatan, dan kurangnya infrastruktur. 

Ambisi HTT untuk mewujudkan sistem transportasinya menghadapi tantangan besar di Indonesia. Sudah lazim diketahui, masalah besar dalam proyek infrastruktur di Tanah Air adalah pembebasan lahan. 

Dubai Pamer Hyperloop One Melesat 1.200 Km/Jam

Terkait dengan tantangan pembebasan lahan, dikutip dari e27.co, Kamis 9 Maret 2017, Gresta mengatakan Hyperloop tak begitu memakan lahan. Dia mengatakan, Hyperloop beda dengan dalam pembangunan kereta cepat. 

"Pada kereta cepat, Anda harus datang ke petani (pemilik lahan) dan membujuk untuk menjual lahan mereka. Tapi nanti hewan peliharaan petani tidak bisa pindah, Anda tidak bisa mengakses lokasi tanah Anda. Itu akan mengganggu dan menyebabkan nilai tanah menjadi turun. Tentunya ini akan membuat petani akan melawan pembebasan lahan dengan cara mereka," ujar Gresta.

VIDEO: Hyperloop Melesat 324 Km/Jam, Elon Musk Banjir Pujian

Dalam pembangunan Hyperloop, kata Gresta, hanya membutuhkan ruang yang sedikit dan fleksibel dibanding lahan untuk kereta cepat. 

Dia mengatakan, pembangunan Hyperloop tidak akan merebut lahan sepenuhnya dari petani atau pemilik lahan. Sebab Hyperloop akan memberikan kompensasi berupa listrik. 

"Karena sistem Hyperloop dibangun energi terbarukan, bahkan tabung bisa memproduksi listrik. Dikombinasikan dengan panel surya dan geotermal di area sekitar di mana panel surya tidak layak, Hyperloop akan menghasilkan listrik sampai 30 persen," jelasnya. 

Benefit lain yang didapatkan pemilik lahan dari penerapan sistem Hyperloop yakni tak membawa polusi suara, sehingga hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi pemilik lahan dan petani. 

Dia menegaskan, warga Indonesia bisa segera melihat teknologi Hyperloop. Sebab perusahaan telah selesai menjalani pengujian sistem transportasi tersebut. 

"Kami punya tahapan purwarupa satu sampai dua kilometer (purwarupa) di San Diego (Amerika Serikat). Kami telah menguji semuanya dan kini kai ingin membangun Hyperloop dengan skala penuh," ujarnya. 

Sistem Hyperloop, menawarkan kecepatan transportasi mencapai 750 mil per jam atau sekitar 1.200 kilometer per jam.

Dia mengatakan, sistem Hyperloop akan menghubungkan kota di Jawa dengan sangat cepat. Sebagai gambaran, HTT memperkirakan, untuk menempuh jarak dari Jakarta ke Yogyakarta, jika dengan sistem Hyperloop cukup 25 menit, lebih cepat dari pesawat terbang yang butuh waktu satu jam lebih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya