- REUTERS/Stefan Wermuth
VIVA.co.id – Teknologi kini sudah makin aplikatif, termasuk untuk dan memperlakukan serta mengenang orang yang meninggal.
Belum lama ini, Dewan Kota Fife, Skotlandia telah menyetujui rencana menguburkan ekspatriat Skotlandia yang meninggal di luar negeri dan dimakamkan di sebuah kampung Saline, Fife.
Uniknya, dikutip dari Scotsman, Senin 6 Maret 2017, para ekspatriat itu dimakamkan tanpa batu nisan atau penanda lain yang umum untuk mempermudah kerabat saat berziarah. Bersama dengan jenazah itu akan ditanam chip mikro.
Skema itu akan memudahkan kerabat ekspatriat Skotlandia yang dimakamkan untuk melacak lokasi makam keluarga mereka.
Menurut koran nasional Skotlandia itu, biaya layanan pemakaman unik itu belum diketahui. Namun, sebagai perbandingan, Dewan Kota Fife mengenakan biaya pemakaman jenazah yang dikremasi senilai 194 poundsterling atau Rp3,1 juta.
Sementara itu, biaya untuk penyebaran abu di bawah tanah dikenai biaya 66 poundsterling atau Rp1,08 juta.
Ternyata, skema itu menimbulkan celah bisnis. Warga Inggris, George Kelly, telah memiliki dan menjual sebidang tanah di area khusus tersebut melalui perusahaan Land Sales Direct. Kelly mendapatkan izin dari Dewan Kota Fife.
Melalui agennya, Kelly menawarkan ruang penyimpanan barang kenangan almarhum dalam bidang yang kecil dan disegel dalam wadah yang bisa terdegradasi serta dikuburkan bersama almarhum.
Selain itu, kerabat atau keluarga yang berziarah bisa menggunakan kode Quick Response (QR) untuk bisa menggali momen dan bernostalgia dengan almarhum, melalui ponsel pengguna.
"Jadi saat berziarah, mereka akan bisa mengakses rincian kenangan almarhum melalui kode QR yang ditempatkan secara tersembunyi," ujar agen Kelly tersebut.
Selain itu, Kelly menawarkan bisa berbagi kenangan dengan almarhum dengan situs pribadi, LifeStory. Situs ini akan menemani dan memandu untuk mengenang almarhum yang bisa diakses melalui telepon atau tablet.
