Inggris Gunakan Truk Berbahan Bakar Limbah Makanan

Ilustrasi Biofuel
Sumber :
  • solar1.org

VIVA.co.id – Waitrose, sebuah toko grosir dan supermarket online, menerapkan sistem sumber daya alam berkelanjutan dengan menggunakan truk berbahan bakar gas biometana yang berasal dari limbah makanan. Toko ini adalah perusahaan pertama menggunakan bahan bakar ini secara komersial.

Lewat Berbagai Upaya, Pertamina Patra Niaga Berperan Aktif Mengurangi Emisi Karbon

Perusahaan ini telah bekerja sama dengan CNG Fuels, suplier bahan bakar biometana dan siap dengan 10 armada baru berbahan biometana.

"Dengan truk terbaru dari CNG, kami dapat mengantar suplai barang tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar berkali-kali," kata Justin Laney, General Manager of Central Transport dari John Lewis Partnership dikutip oleh laman Daily Meal.

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

"Penggunaan gas biometana akan memberikan keuntungan signifikan secara lingkungan dan operasional untuk bisnis kami. Bahan bakar ini jauh lebih bersih dan tidak bising seperti diesel. Kami bisa menjalankan 5 truk sekaligus dengan bahan bakar setara 1 truk bermesin diesel," ujarnya.

Truk dengan dua jenis bahan bakar (duel-fuel) mengombinasikan penggunaan solar dengan metana, gas alami atau bahan bakar biometana dan kendaraan ini dapat menempuh jarak hingga 300 mil.

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

Dua perusahaan Amerika yang merancang sistem penggunaan bahan bakar alami, Scania dan Agility Fuel Solution, telah mengembangkan tank dengan serat karbon ganda menggunakan gas alami yang membuat kendaraan mampu menempuh jarang hingga 500 mil.

Selain harganya yang lebih murah 35 persen dibanding bahan bakar solar, teknologi ini mengemisikan karbondioksida 70 persen lebih sedikit dari bahan bakar lain. (art)

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai sekitar USD 1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency

img_title
VIVA.co.id
13 Februari 2024