Apa Jadinya Jika Manusia Tak Pernah ke Luar Rumah?

Ilustrasi keuangan keluarga.
Sumber :
  • Halomoney

VIVA.co.id – Akhir pekan, biasanya manusia malas untuk ke luar rumah. Mereka lebih memilih tinggal menonton televisi atau sekadar memuaska tidur. Itu hanya di akhir pekan. Namun apa yang terjadi jika manusia sama sekali tidak pernah keluar rumah dan selalu di dalam ruangan tertutup?

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

Dalam buku ASAP Science, Mitchell Moffit dan Greg Brown mengatakan, manusia akan kehilangan asupan vitamin dari matahari jika selalu berada di ruangan tertutup. Kurangnya vitamin matahari, atau vitamin D yang akan berakibat pada penurunan mineralisasi tulang dan menimbulkan penyakit osteoporosis.

"Manusia juga akan mengalami fungsi kekebalan tubuh. Malah ada bukti yang menunjukkan vitamin D mampu mencegah kanker, penyakit jantung dan depresi," tulis Moffit.

Lima Trik Bikin Wi-Fi di Rumah Makin Ngebut

Hal ini sekaligus menjelaskan perilaku orang yang tinggal di wilayah dua musim, yang kerap mengalami 'winter blues' saat musim dingin datang. Winter blues merupakan kondisi di mana orang mengalami depresi atau mood yang tidak stabil.

"Vitamin yang dipancarkan matahari akan mengubah kolesterol dalam tubuh dan memodifikasinya menjadi molekul baru. Molekul baru itu berjalan melalui aliran darah menuju hati, lalu diubah lagi dan masuk ke ginjal untuk diaktifkan secara biologis. Vitamin D aktif bekerja menyerap kalsium sehingga menumbuhkan kekuatan tulang," jelas Moffit.

Kampung Ini Jadi Tempat Koleksi Kamera Terbesar di Dunia

Namun menurut Moffit, dampak berada di luar rumah tidak hanya itu. Banyak penelitian menunjukkanberada di alam dapat mempengaruhi mental dan fisik tubuh. Bahkan, saat melihat pemandangan alam, otak manusia akan lebih merasakan stabilitas, menimbulkan empati dan cinta.

Koper bertenaga AL

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Koper AI tenaga canggih ini juga menawarkan umpan balik kepada para penggunanya, yakni tunantera baik melalui komponen percakapan bawaan, serta sensor haptik di pegangan.

img_title
VIVA.co.id
31 Januari 2023