01-02-2003: Misi Pesawat Columbia Berakhir Bencana

Pesawat ulang alik Columbia meluncur ke antariksa
Sumber :
  • NASA

VIVA.co.id – 1 Februari 14 tahun lalu, pesawat ulang alik Columbia meledak 16 menit sebelum mendarat di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Pesawat tersebut meledak saat sudah masuk di atmosfer Bumi, menewaskan tujuh astronaut yang berada di dalamnya. 

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Enam dari tujuh kru tersebut merupakan astronaut AS, yaitu Rick Husband, William McCool, Michael Anderson, David Brown, dan astronaut perempuan Laurel Clark serta astronaut berdarah India, Kalpana Chawla. Satu kru lagi yaitu Kolonel Ilan Ramon, astronaut pertama Israel. 

Dikutip dari BBC, Selasa 31 Januari 2017, misi pesawat ulang alik Columbia pada hari itu merupakan misi penerbangan yang ke-28, dengan nama misi STS-107. 

Begini Cara Realme Sukses Lawan Samsung, Apple dan Xiaomi

Serpihan dampak meledaknya pesawat tersebut tercerai-berai sampai ke wilayah Texas dan Lousiana barat. Serpihan tersebut mendarat di parkiran mobil, hutan, halaman belakang rumah, danau, atap dan kantor dokter gigi. Serpihan sisa-sisa ledakan itu ditemukan lebih dari 2 ribu lokasi di sepanjang Texas timur, Arkansas, dan Louisiana.

Laman History menuliskan, serpihan pertama dari Columbia mulai jatuh ke daratan pada pukul 08.58 waktu setempat. Semenit kemudian, terdengar komunikasi terakhir kendali misi dengan kru pesawat. Pada pukul 09.00, pesawat meledak di langit Texas tenggara, dekat Dallas. 

Lima Trik Bikin Wi-Fi di Rumah Makin Ngebut

Warga setempat mendengar suara ledakan dan melihat aliran asap di langit. Tragedi ini makin terasa, sebab dua pilot helikopter tim evakuasi meninggal saat mencari serpihan Columbia. 

Pesawat ini sudah berada di luar angkasa selama kurang lebih 16 hari. Columbia awalnya dijadwalkan meluncur ke antariksa pada 11 Januari 2001, namun ditunda beberapa kali selama hampir dua tahun. Akhirnya, Columbia meluncur pada 16 Januari 2003 dengan membawa tujuh kru. 

Kru pesawat luar angkasa Columbia

Sebab bencana

Awal mula bencana Columbia itu sudah terendus sejak 80 detik meluncur ke angkasa, yang mana terdeteksi sepotong penyekat busa di tangki bahan bakar Columbia terlepas dan berdampak pada sayap kiri pesawat. 

Meski sudah mendeteksi insiden itu, insinyur NASA saat itu tak bisa menunjukkan lokasi lepasnya busa penyekat dan menganalisis tingkat kerusakan. Hingga dua pekan kemudian, NASA belum bisa menyelesaikan kerusakan tersebut. 

Kemudian, saat Columbia baru 10 menit di atmosfer Bumi, pada 1 Februari 2003, masalah mulai melanda pesawat yang melesat 23 kali dari kecepatan suara tersebut. Elemen berbentuk ubin tahan panas di bagian terdepan sayap kiri rusak, menciptakan lubang. Akhirnya angin dan panas masuk ke sayap dan membuat pesawat tersebut pecah berkeping-keping. 

Puing pesawat Columbia

Presiden Amerika Serikat, George Bush menyatakan duka mendalam atas peristiwa tersebut. 

"Columbia meledak, tidak ada yang selamat," ujarnya saat itu. 

Kemudian dalam pengumumannya, pejabat NASA, Sean O'Keefe menyatakan belasungkawa. 

"Ini jelas merupakan hari tragis bagi keluarga NASA, untuk keluarga astronaut dan tragedi untuk bangsa," ujarnya. 

Sebagai ungkapan duka, bendera AS di Kennedy Space Center dikibarkan setengah tiang.

Penyelidikan tragedi Columbia yang dirilis pada Agustus 2003 mengungkapkan, bila tidak terlambat, ada kemungkinan tujuh kru selamat jika mampu memperbaiki kerusakan pesawat. 

Usai tragedi tersebut, NASA memutuskan istirahat sementara program pesawat ulang alik hingga 16 Juli 2005, dengan peluncuran pesawat ulang alik Discovery. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya