Butuh 1,5 Juta 'Tentara Siber' Amankan Indonesia

Peluncuran program Born to Control
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Indonesia mengalami darurat soal Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang cyber security. Padahal sejumlah negara telah memiliki tenaga cyber security dengan angka yang cukup besar.

Swiss German University Dukung Revolusi Industri 4.0 di Indonesia!

Disampaikan Chairman Program Born To Control, Eva Noor, negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, hingga Kanada, jumlah SDM di bidang cyber security sudah mencapai angka 15 juta.

"Idealnya Indonesia harus punya 10 persennya (dari 15 juta) cyber security agar terbilang pas," ujar Eva ditemui usai meluncurkan Program Born To Control di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin, 30 Januari 2017.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

Eva menuturkan bahwa saat ini mahasiswa yang berada di jurusan Teknologi Informasi (TI) itu ada 400 ribu orang di seluruh Indonesia. Namun, setelah lulus mereka seperti kehilangan arah dengan tidak memanfaatkan keahlian mereka.

Kata Eva, sudah cukup banyak SDM dilihat dari jumlah mahasiswa tersebut. Tetapi yang berkualitas dari mahasiswa (TI) itu memiliki kendala-kendala lainnya, sehingga terjadinya gap (jarak).

SNBP Tahun 2024, USU Terima 2.244 Mahasiswa Baru

"Para hacker ini mager atau tidak mau muncul, lalu kendala lainnya tidak tersertifikasi, hingga tidak nyaman dengan lingkungan kerja," ucapnya.

Untuk itu, melalui program Born To Control dapat menjaring cyber security dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan mencari 10 ribu kandidatnya, diharapkan dapat menjaring 100 orang yang terbilang ahli di bidang cyber security.

"Nanti mereka dilatih, dibimbing, dan dipertemukan kepada pelaku industri untuk disalurkan. Jadi, cyber security ini disalurkan untuk mengantisipasi cyber war tapi juga kebutuhan industri," tuturnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya