Pelajar, Begini Cara Bermedia Sosial yang Sehat

Pelatihan internet di Kantor telkom Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Internet ibarat pedang bermata dua. Bisa berdampak positif, bisa pula membawa hal negatif. Karena tidak bisa dibendung, baik atau buruknya tergantung pengguna internet. Remaja dan pelajar perlu disadarkan soal itu.

Pasien Sering Googling Informasi Ini Sebelum ke Rumah Sakit

Menyadari dua dampak berlawanan internet itu, Telkom Indonesia Divisi Regional V Surabaya menggelar Pelatihan Internet Sehat dan Jurnalis Medsos untuk tingkat SMA/SMK di kantornya Jalan Ketintang, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 30 Januari 2017.

Sekira 200 siswa SMA/SMK se-Surabaya hadir di pelatihan ini. Narasumber yang dihadirkan ialah ahli teknologi informasi dan komunikasi, juga aktivis media sosial, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang membuka pelatihan.

Riset: Pelajar Indonesia, Pengguna Teknologi Tertinggi di Dunia

"Internet ada baik dan buruknya. Internet bisa bikin cepat kaya, bisa cepat pintar, dan bisa mendorong pada kesuksesan. Tapi internet juga bisa bikin masa depan adik-adik semua suram. Jadi, bijaklah dalam berinternet dan menggunakan medsos," kata Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, internet membuat arus informasi cepat sampai kepada penggunanya. Informasi yang tersebar di internet dan medsos tentu ada yang benar adanya, ada pula yang palsu atau hoax. Karena itu, menyaring informasi yang tersebar di internet amatlah penting.

Sering Pamer Kemesraan di Media Sosial? Ini Dampak Buruknya

Dia mengatakan, menutup sebuah portal informasi atau grup medsos yang kerap menebarkan hoax dan meresahkan bukanlah jalan utama. Itu hanya bagian kecil dari upaya mencegah tersebarnya informasi palsu dan meresahkan masuk ke pikiran masyarakat. 

"Pertama, yang harus dilakukan adalah penyadaran. Bangun kesadaran kepada pelajar dan pemuda agar menggunakan internet untuk tujuan positif, bukan kepentingan negatif," kata Gus Ipul.

Kedua adalah menutup akses portal atau grup medsos yang kerap menyebarkan konten informasi palsu, ujaran kebencian, bahkan radikalisme. Itu adalah tugas pemerintah. "Tapi juga perlu disadarkan pengguna internet, website-website seperti itu agar jangan diterima apa adanya," ucapnya.

Ketiga ialah mengarahkan pelajar dan pemuda agar menjadikan internet sebagai media keterampilan menulis dan berkorespondensi. "Selain itu juga jadikan internet untuk membangun jaringan untuk kepentingan positif. Misalnya, jaringan bisnis," ujar Gus Ipul.

Di Indonesia, kata Gus Ipul, ada sekira 132 juta pengguna internet. 68 persen di antaranya berada di Pula Jawa.

"Jawa Timur pengguna internet sangat banyak, sekitar 24 juta orang. Kebanyakan masih usia produktif, pelajar dan mahasiswa. Medsos paling banyak diminati daripada hiburan seperti game online dan sejenisnya," kata Gus Ipul. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya