Tri Yakin Jadi Operator Pemenang Lelang Frekuensi Kosong

Vice President Hutchinson 3 Indonesia (Tri), Muhammad Danny Buldansyah
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Hutchinson 3 Indonesia atau operator Tri menyatakan optimis menjadi pemenang lelang pita frekuensi kosong pada 2,1 GHz dan 2,3 GHz. Rencananya, proses pelelangan akan dilakukan dalam waktu dekat ini oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika.
 
Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia, Danny Buldansyah mengatakan alasan mereka ‘pantas’ menjadi pemenang lelang kendati kalau dilihat dari trafik, Tri dikatakan Danny hampir sama dengan dua operator besar yang tidak dia sebutkan. Selain trafik, spektrum Tri pun relatif setengah dari dua operator tersebut.
 
"Masa kita engga dapet sih, kan engga fair?" kata Danny saat ditemui di Kawasan Karet, Jakarta, Selasa 24 Januari 2017.
 
Namun, jika memang Tri tidak menjadi pemenang lelang, Danny menyatakan mereka akan mengambil langkah bekerja sama dengan operator yang jadi pemenang lelang. Atau bahkan bekerjasama dengan operator yang lebih kecil, mungkin saja dengan operator di 2,3 GHz.
 
Danny menyatakan, Tri berharap pemerintah adil dalam pembagian lelang frekuensi pada pemenang. Tri menyarankan, jika misalkan yang dibagi tiga blok, maka pemenang pun ada tiga, jadi dibagi rata satu operator dapat satu blok frekuensi.
 
Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara menjelaskan, lelang pita frekuensi 2,1 GHz dilelang dua blok yang masing-masingnya 5 MHz. Sedangkan, pita frekuensi 2,3 GHz sebanyak 15 MHz dari total yang kosong sebesar 30 MHz.
 
Pria yang akrab disapa Chief RA itu menegaskan, lelang kosong pada pita frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz itu hanya ditunjukkan kepada operator yang sudah berada pada dua frekuensi tersebut. Alasannya, karena  operator yang sudah ada lebih butuh kapasitas lebih di kota-kota besar.
 
Sekedar informasi, saat ini pita frekuensi 2,1 GHz yang memiliki total lebar spektrum 60 MHz diisi oleh empat operator, yaitu Tri menempati blok 1 dan 2 (10 MHz), Telkomsel di blok 3, 4, dan 5 (15 MHz), Indosat Ooredoo di blok 6 dan 7 (10 MHz), dan XL di blok 8, 9, 10 (15 MHz). Sedangkan yang kosong ada di blok 11 dan 12, usai ditinggalkan Axis setelah diakuisisi oleh XL pada 2014 lalu.
 
Sementara itu, di pita frekuensi 2,3 GHz total lebar spektrum 90 MHz, di mana 30 MHz dihuni oleh Smartfren, beberapa pemain broadband wireless access (BWA), seperti Internux (Bolt), sedangkan 30 MHz sisanya kosong.

Lelang Frekuensi 10 Tahun ke Depan harus Lebih Optimal
Menara telekomunikasi.

Pemerintah Sentil Operator Telekomunikasi

Sebab, 3.435 daerah non-komersial belum dapat layanan telekomunikasi. Izin penyelenggaraan pemanfaatan pita frekuensi dievaluasi.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2020