Indosat Ooredoo Mau Kuasai Frekuensi 2,1 GHz

Kantor Indosat Ooredoo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Indosat Ooredoo menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti proses lelang blok kosong pada pita frekuensi 2,1 GHz. Penambahan frekuensi tersebut guna memperkuat kapasitas Indosat Ooredoo untuk melayani pelanggan.

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Selain itu, penambahan spektrum juga, dinilai lebih efisien ketimbang harus menganggarkan dana perusahaan untuk membangun Base Transceiver Station (BTS).

"Selama harga bagus, kita ambil. Karena tambah spektrum itu di mana-mana paling efisien daripada nambah BTS," ungkap Group Head Network Strategy and Solution Indosat Ooredoo, Yune Marketatmo, di Kantor Pusat Indosat Ooredoo Jakarta, Rabu 18 Januari 2017.

Akankah Terjadi Merger Lagi antar Operator Seluler di Indonesia?

Pada kesempatan yang sama, Head of Corporate Communication Group Indosat Ooredoo, Deva Rachman, juga menyampaikan Indosat tertarik untuk ikut lelang 2,1 GHz yang dibuka oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Kita tertarik," ujarnya singkat tanpa memberitahu berapa blok kosong yang akan incar oleh Indosat Ooredoo.

Dua Komisaris Indosat Kompak Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Diketahui, pada pita frekuensi 2,1 GHz diisi oleh empat operator, yaitu Hutchinson 3 Indonesia (Tri), Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL. Pada spektrum tersebut terdapat 12 blok kanal sebesar 60 MHz, yang mana masing-masing blok memiliki lebar pita 5 MHz.

Bila dipaparkan lebih lanjut lagi, Tri menempati blok 1 dan 2 (10 MHz), Telkomsel di blok 3, 4, dan 5 (15 MHz), Indosat Ooredoo di blok 6 dan 7 (10 MHz), serta XL di blok 8, 9 dan 10 (15 MHz). Sementara pada blok kanal 11 dan 12 masih kosong setelah ditinggal Axis yang diakuisi oleh XL pada 2014. Dua blok tersebut dikembalikan kembali ke pemerintah.

Sejatinya isu Kominfo akan membuka lelang sisa blok kosong pada 2,1 GHz sudah berhembus pada 2015. Ketika itu, Kominfo ingin melelang blok kosong di 2,1 GHz, setelah proses penataan ulang (refarming) pada 1800 MHz rampung.

"Bagaimana mengalokasikan tambahan spektrum untuk operator yang membutuhkan?. Sekarang ada dua slot kosong di 2,1 GHz yang masing-masing lebarnya 5 MHz?. Kemungkinan (di 2,1 GHz) ada refarming lagi," ujar Menkominfo Rudiantara pada 11 Desember 2015.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya