Startup Ini Ajari Anak Identifikasi Hoax

Ilustrasi anak bermain ponsel.
Sumber :
  • Pixabay/PublicDomainPictures

VIVA.co.id – Banyaknya informasi palsu atau hoax pada era digital ini menjadi keprihatinan perusahaan rintisan pendidikan, Newsela. Startup berbasis di New York, Amerika Serikat itu memiliki cara untuk mengedukasi anak kecil untuk mengidentifikasi hoax. 

Beredar Hoax Go-Food Diberi Racun, Gojek Lapor Polisi

Dikutip dari Business Insider, Rabu 11 Januari 2017, Newsela mengambil fokus kepada anak kecil untuk mengenali hoax memang bukan tanpa alasan. 

Anak kecil saat ini merupakan generasi internet, sebab begitu mereka hadir di dunia sudah akrab dengan dunia digital. Berbeda dengan orang tua mereka yang mana besar dalam generasi cetak bukan online. 

Stop Sebar Teror di Medsos, Yuk Kampanye #BersatuIndonesiaku

"Kehidupan mereka 100 persen digital. Dan sejujurnya, dunia digital mudah untuk menciptakan sesuatu yang palsu," ujar Editor in Chief Newsela, Jennifer Coogan.

Maka dari itu, Newsela merasa hal itu penting untuk dilakukan edukasi dan peningkatan literasi online. Tujuannya agar anak kecil tak mudah menjadi korban hoax. 

Polisi dan Kemenkominfo Usut Penyebar Hoax soal Teror Bom

Soal siasatnya, startup ini mengedukasi anak untuk lebih kritis atas tiap informasi yang mereka dapatkan.

Dengan menggandeng American Press Institute pada Oktober 2016, anak kecil yang membaca artikel di perangkat elektronik akan mendapatkan pertanyaan tambahan, yang membangun nalar dan daya kritis mereka. Pernyataan yang disertakan dalam artikel misalnya, dari mana fakta dalam informasi tersebut?, apakah informasi bias atau tidak? Sampai apakah ada yang kurang atau hilang dari artikel tersebut?. 

"Ini akan menjadi seperti proyek riset kecil untuk siswa," ujar Coogan. 

Di sisi lain, Newsela mendidik para guru anak kecil untuk mendorong informasi penerbit artikel. Misalnya di mana markas penerbit itu, dari mana mereka mendapatkan dana, dan berafiliasi ke mana penerbit informasi tersebut. 

Pendekatan Newsela menunjukkan keberhasilan awal. Anak-anak dilatih untuk menanyakan apa yang mereka baca, menyaring apakah informasi itu sensasional atau mencurigakan. Tujuan utama startup pendidikan ini adalah menggerakkan anak-anak untuk merasa yakin apa yang mereka baca adalah benar dan adil. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya