Picmix, Aplikasi Lokal yang Ingin Terus Mendunia

Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Picmix, Calvin Kizana
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Aplikasi media sosial berbasis foto buatan anak bangsa, Picmix, terus berupaya mengekspansi pasar ke luar negeri. Picmix ingin meluaskan pasar global mereka dengan menyasar pasar negara berkembang dan pasar Asia. 

Bangga Karya Anak Bangsa, Platform Game Lokal Kian Berjaya

Selama empat tahun kehadirannya, Picmix telah menembus Tanah Air, menjadi aplikasi populer di Afrika Selatan, Venezuela, Nigeria dan negara berkembang lainnya. Kini Picmix ingin menyasar pasar Asia Tenggara. 

Co- Funder dan Chief Executive Officer Picmix, Calvin Kizana mengungkapkan, saat ini jumlah pengguna Picmix secara global mencapai 28 juta, dengan 10 juta dari pengguna asal Indonesia, sisanya pengguna mereka ada di Afrika Selatan, Venezuela dan Nigeria.

Kemenparekraf Dukung Penuh Karya Anak Bangsa Platform Komik Digital Comicone.id

"ASEAN memang kita kurang, makanya kami rajin menjalin kerja sama strategis untuk nambah (pengguna di ASEAN)" ujar Calvin dalam keterangannya, Rabu 7 Desember 2016. 

Salah satu kerja sama yang dilakukan Picmix yakni menggandeng jaringan media Channel News Asia. Calvin berharap dengan ini, bisa menambah jumlah pengguna di Asia Tenggara. 

PNM Hadirkan Kembali MEA 2023 Dukung Karya Anak Bangsa

Dalam menumbuhkan jumlah pengguna, Calvin menjelaskan, Picmix mengambil strategi organik dengan mengandalkan komunitas. 

Dia mengatakan ada lima pilar komunitas yang diharapkan menumbuhkan jumlah pengguna menjadi menjadi 50 juta pada akhir 2017. Lima komunitas itu adalah fotografi, otomotif, klub motor, kuliner dan film. 

"Kami punya strategi masuk ke kampus, ke kelas-kelas, ke komunitas milenial, anak SMP, SMA, dari situ kami harapkan mereka pakai menumbuhkan kami. Karena dari situ terjadi pembicaraan secara viral, bangga pakai produk Indonesia," jelasnya. 

Calvin menjelaskan, Picmix memilih jalan masuk organik ke komunitas dibanding penetrasi pasar dengan masif beriklan. Alasannya, selain bujet iklan memang tak sekaya raksasa e-commerce, menurutnya, dampak iklan tak sesignifikan dengan pendekatan ke komunitas. 

"Kami tak pasang billboard dan iklan TV, apalagi endorse artis ya, Itu hanya buang duit. Pakai public figure sudah bayar ratusan juta tapi efeknya sebentar," jelasnya. 

Beda dengan komunitas, Calvin mengaku, dampaknya lebih lama, komunitas menggunakan dan membicarakan Picmix dan akhirnya menguatkan basis dari pengguna Picmix. 

Calvin menjelaskan hal itu dibuktikan. Meski selama empat tahun, Picmix tak promosi di televisi, tapi dari peringkat di Play Store terus naik. Sebab basisnya begitu banyak yang memakai aplikasi itu, maka dengan sendirinya mendongkrak di pusat aplikasi. 

"Sekarang terjadi itu di Afrika selatan, kami selalu top 10, di Venezuela juga. Itu terjadi dengan sendirinya (organik)" tutur Calvin. 

Untuk menyosong 2017, Calvin menegaskan, Picmix ingin fokus mengembangkan basis pengguna di Indonesia. Dia ingin karya anak bangsa ini dipakai orang lokal. 

"Saya mau orang kita bangga pakai media sosial lokal, paling enggak sosial media kedua yang sering dipakai deh," harapnya.

Selain fokus prioritas pasar Indonesia, dia mengungkapkan, Picmix akan menyasar pasar lain yang pertumbuhan penggunanya tinggi, yakni di Afrika selatan. 

"Kami pararel ya. Pertumbuhan organik di Afrika kan tinggi, ya kita ke sana juga," kata dia.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya