Cara Twitter Indonesia Atasi Hoax

Logo Twitter.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Akhir-akhir ini media sosial sering dijadikan landasan bagi para oknum dalam menyebarkan berita palsu atau dikenal dengan istilah hoax. Sebagai salah satu bagian dari medial sosial, Twitter mempunyai pandangan tersendiri dan cara mengatasinya.

Elon Musk Kirim 'Surat Cinta' untuk Pengguna Baru X

Country Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong, menuturkan, hoax atau fake news dapat diatasi dengan keberadaan media mainstrem yang ada. Saat muncul berita palsu, maka media pers ini langsung mengklarifikasi kebenarannya di media sosial.

"Kalau secara pribadi, saya lihat fake news itu sudah diatasi dengan media-media yang menjadi guardian (penjaga) kita. Mereka (media) langsung menuliskan kembali kalau itu tidak benar," ujar Roy di Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.

Viral Isu Poligami, Berikut 5 Fakta Menarik Ustaz Hanan Attaki, Nomor 5 Bikin Terkejut

Roy menjelaskan, perihal peredaran berita palsu ini karena adanya suatu akun yang menyebarkan berita yang tak akurat akurasinya.

"Di Indonesia media-media sudah menjadi partner kita dan itu merupakan sumber terpercaya dan saya tidak terlalu yakin kalau fake news itu mengkhawatirkan," tutur dia.

Heboh Isu Ustaz Hanan Attaki Poligami, Netizen Ngaku Shock

Bila ada akun Twitter yang menyebarkan berita palsu dan itu sudah melanggar dari aturan yang sudah ditetapkan oleh media sosial berlogo burung biru ini, maka tak segan-segan Twitter mengambil langkah cepat.

Roy mengatakan, Twitter memiliki tim tersendiri yang menangani soal fake news yang berujung pada ancaman terhadap orang lain. Tim ini dari global yang mewakili Indonesia.

"Bukan soal jumlah karena itu beragam macam metriks-nya dari internal kita, jumlah itu hanya memperkuat. Bila ada yang mengancam orang dan melanggar regulasi tidak perlu beribu orang, tapi korbannya 2-3 melakukan pelanggaran, kita analisis kita lakukan tindakan," tuturnya.

Penindakan tersebut berdasarkan algoritma dan laporan yang diterima Twitter. Sehingga Twitter dapat menindak penggunanya.

"Pertama itu algoritma dulu, lalu report. Apakah melanggar regulasi atau tidak, kemudian cek. Kadangkala tanya ke Indonesia dulu untuk double check," jelas Roy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya