- Pixabay
VIVA.co.id – Perusahaan farmasi besar yang memiliki paten obat HIV dan Malaria, yang dijual dengan harga mahal, mendapatkan tantangan dari sekelompok siswa di Australia. Siswa berusia 11 sampai 17 tahun itu mengklaim telah menemukan obat HIV dan Malaria yang bisa dijual seharga US$20.
Dilansir melalui Cnet, Kamis, 1 Desember 2016, para siswa yang berasal dari Sydney Grammar School mengklaim telah menciptakan kunci resep obat Daraprim dari laboratorium sekolah. Mereka mengaku bisa memproduksi 3,7 gram senyawa Pyrimethamine dengan biaya kurang dari US$20 (Rp271 ribu).
"Saya membuatnya bersama dengan teman-teman di kelas. Ini untuk membangkitkan kesadaran farmasi besar akan mahalnya obat HIV dan Malaria, yang di Australia hanya AUS$13 dolar (Rp130 ribu) untuk satu botol berisi 50 tablet," ujar Milan Leonard dalam wawancara dengan ABC News.
Siswa Sydney Grammar ini membuat penelitian dengan bantuan Open Source Malaria, sebuah proyek yang didukung oleh University of Sydney dan pemerintah Australia untuk menemukan penyembuh Malaria.
Daraprim memang pernah membuat heboh dunia kesehatan tahun lalu. Harganya melambung tinggi dalam satu malam, dari US$13 (Rp176 ribu) menjadi US$750 atau Rp10,1 juta, setelah Turing Pharmaceutical membeli hak paten dan penjualan Daraprim. Keputusan menaikkan harga Daraprim hingga 5.000 persen merupakan aksi yang diambil oleh sang chief executive officer (CEO), Martin Shkreli.
Shkreli langsung menuai protes dari semua lini, tidak hanya manajemen farmasi tersebut, tapi juga pasien yang selama ini bergantung pada obat tersebut. Namun, Shkreli tetap tak menurunkan harga Daraprim.