Tips Penting Agar Tidak Jadi Korban Hoax

Ilustrasi/Kabar hoax
Sumber :
  • PeopleOnline

VIVA.co.id – Belakangan ini informasi bohong atau hoax makin bertebaran di dunia maya dan media sosial. Hoax makin cepat menyebar karena biasanya pengguna internet yang menerima hoax tidak seksama dan mendalami kebenaran informasi tersebut.

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

Salah satu pegiat media sosial, Enda Nasution menilai banyak pengguna internet Indonesia terlalu emosional saat menerima informasi yang berbau hoax. Mereka kadang menyikapi informasi dengan emosional maka, kata Enda, informasi yang tak logis pun dianggap sebagai kebenaran oleh sebagian pengguna internet.

Untuk itu, Enda mengajak pengguna internet untuk mengklarifkasi dan mencari kebenaran informasi yang diterima, baik melalui media sosial dan internet. Enda memberikan beberapa tips kepada pengguna internet agar tak termakan maupun tertipu hoax.

Tanggapi Berita Hoax, Depe: Setiap yang Viral, di Situ Ada Dewi Perssik!

"Pertama, tenang dalam menerima informasi. Jangan emosional, jangan gampang menyebarkan informasi. Harap sabar dan tenang dengan informasi yang masuk," ujar pendiri PT Sebangsa Bersama itu kepada VIVA.co.id, Jumat malam, 25 November 2016.

Langkah selanjutnya yaitu cek tingkat kebenaran informasi yang diterima sebelum memutuskan menyebarkannya. Pastikan informasi benar dan sahih, kemudian silakan disebarkan.

Dikabarkan Meninggal Dunia, Gilang Dirga Tak Marah, Kenapa?

Enda mengatakan untuk mengecek kebenaran informasi, langkah mudahnya yaitu mencari tiga sumber pembanding atas informasi yang diterima.

"Verifikasi dengan tiga sumber. Misalnya di Facebook infonya. Maka cari info di tiga sumber tentang kabar itu. Ada enggak sih yang juga sebarkan info itu. Langkah ini menurut saya relatif bisa dipercaya, setelah cek ke sumber lain," tutur Enda.

Proses itu menurutnya penting dilakukan, pastikan pengguna sudah menjalankan verifikasi dengan tahap check and re-check.

Ketiga, pengguna internet sebaiknya membekali deteksi dan identifikasi dini atas formasi yang berpotensi hoax. Enda mengatakan hoax biasanya punya karakteristik.

"Berita yang tendensius, biasanya memakai kata-kata emosional, kasar. Biasanya yang begini ini 70 persen adalah hoax," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya