Sempat Benci, Al Gore Ajak Trump Perangi Perubahan Iklim

Para pengunjuk rasa membawa spanduk dalam demonstrasi perubahan iklim
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id – Mantan wakil presiden Amerika Serikat dan aktivis Climate Change, Al Gore, selama ini mendukung Hillary Clinton dan menghujat Trum habis-habisan sepanjang kampanye. Kini, Trump menang dan dia mengaku ingin bekerja sama dengan presiden terpilih itu untuk memerangi perubahan iklim.

Kasus Dengue di Indonesia Meningkat Dua Kali Lipat efek El Nino, Menurut Kemenkes

Saat kampanye berlangsung, Al Gore berkomitmen tidak akan mendukung Trump. Bahkan ia mengatakan jika Trump terpilih maka manusia akan menuju kiamat iklim.

Kampanye berlalu dan Trump memenangkan pemilihan, mengalahkan Hillary Clinton dengan selisih yang cukup jauh. Dalam postingannya, Al Gore pun seolah menjilat ludahnya sendiri. Di website tersebut, dia bilang akan melakukan apa saja untuk bisa bekerja sama dengan pemerintahan baru guna memastikan Amerika akan tetap menjadi pemimpin dalam memerangi efek buruk pemanasan global.

Jokowi Conveys Four Points of Bilateral Cooperation with Australia

"Presiden terpilih Trump mengatakan jika ia ingin menjadi presiden bagi semua warga Amerika. Dengan semangat itu, saya harap dia juga mau bekerja saja dengan mayoritas kita yang percaya bahwa krisis iklim  merupakan ancaman yang dihadapi bangsa ini," ujar Gore dalam situsnya Climate Reality Project.

Sayangnya, situs Washington Post menyebut jika upaya Gore ini akan menemui banyak kendala dan sulit diwujudkan di era pemerintahan Trump. Pasalnya, Trump merupakan pihak yang sangat kontra dengan Gore dalam menanggapi perubahan iklim.

OJK Launches Low Carbon Financing Guidelines for Indonesian Banks

Washington Post menyebut, jika Trump pernah menyebut jika isu pemanasan global dan perubahan iklim ini merupakan hoax alias kabar burung. Bahkan dalam kampanyenya, Trump pernah mengatakan, ketimbang menyalahkan dan menghalangi produsen bahan bakar fosil di Amerika, dia akan mendorong produksi sumber daya tersebut dengan membuka sistem sewa onshore dan offshore di lahan dan perairan yang masuk wilayah Amerika.

Tidak hanya itu, Trump juga pernah menghina Rencana Aksi Iklim (Climate Action Plan) yang dibuat Presiden Obama sebagai 'sampah' atau omong kosong. Bahkan Trump berjanji akan membatalkan partisipasi Amerika dalam kesepakatan iklim di Paris.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya