Peneliti Ingin Bakteri 'Pembunuh' Aedes Aegypti Diuji di RI

Ilustrasi-Nyamuk
Sumber :
  • REUTERS/Paulo Whitaker

VIVA.co.id – Para peneliti Australia menjadikan bakteri khusus sebagai 'agen' untuk mengendalikan penyakit malaria. Bakteri alami yang ditemukan ilmuwan tersebut adalah bakteri yang biasanya menetap pada serangga,  yaitu Wolbachia. 

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Dilansir Voice of America, Jumat 28 Oktober 2016, ilmuwan menyatakan, Wolbachia merupakan bakteri alami yang hidup pada 60 persen serangga. Tapi,  bakteri itu tidak hidup dalam Aedes aegypti, nyamuk yang menyebabkan penyakit demam berdarah. 

Peneliti telah menguji bakteri itu di laboratorium. Dan peneliti pun berhasil membuat Wolbachia hidup pada nyamuk Aedes dan bakteri akan mengganggu kemampuan nyamuk mematikan untuk menularkan virus. 

Kasus DBD di Depok Melonjak, Wali Kota Keluarkan SE Kesiapsiagaan Cegah KLB

"Metode mandiri ini, memiliki potensi untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa," ucap para peneliti. 

Peneliti mengatakan, uji coba telah dilakukan sejak 2011 dan saat diuji lima tahun lalu diklaim langsung terbukti,  bakteri punya potensi menghalangi nyamuk Aedes menyebarkan virus malaria. Sukses uji coba, kemudian peneliti melanjutkan percobaan di wilayah perkotaan di Australia pada 2014.

Kondisi Terkini Syahnaz Sadiqah Usai Dilarikan ke RS karena DBD

Harapan peneliti, pada tahun ini uji coba tersebut bisa dilakukan di Australia, Vietnam, Indonesia, Brasil dan Kolombia.

Malaria selama ini menjangkiti negara-negara tropis dan subtropis, dengan hampir 400 juta orang terinfeksi setiap tahun.

Spesies nyamuk Aedes juga dapat menularkan virus Zika, demam kuning dan chikungunya, namun para peneliti fokus pada malaria dahulu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya