CEO Kitabisa: Sumpah Pemuda Itu Indah Banget

Muhammad Alfatih Timur, CEO kitabisa.com
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA.co.id – Sumpah Pemuda telah digelorakan oleh kaum pemuda pada 88 tahun lalu. Namun demikian nilai Sumpah Pemuda dinilai masih relevan untuk kaum muda Indonesia sampai saat ini. 

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi

Salah satu pendiri dan Chief Executive officer (CEO) Kitabisa.com, M. Alfatih Timur melihat nilai Sumpah Pemuda dalam kondisi kekinian bisa untuk menyatukan pemuda Indonesia dari egonya masing-masing. 

"Rasanya itu masih relevan lagi kalau masih diangkat. Mungkin secara struktur sosial kita sedang guncang juga karena ada perbedaan," ujarnya pria kelahiran 1991 kepada VIVA.co.id belum lama ini. 

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Perbedaan dan keragaman yang ada pada masyarakat Indonesia, menurutnya, mengharuskan adanya toleransi dan sikap saling menghormati. Sikap toleransi menjadi pupuk bagi identitas ke-Indonesia-an. 

Pemuda kelahiran Padang yang akrab disapa Timmy itu mengatakan, dia sepakat dengan gagasan dari Anies Baswedan tentang upaya merajut tenun kebangsaan, yang mengandung nilai menjaga persatuan dan kesatuan. 

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

"Merajut tenun kebangsaan itu penting. Karena kalau tenun rusak, orang saling membenci, enggak harmonis. Dan itu enggak bagus untuk semua mayoritas minoritas, enggak bagus," kata dia. 

Dalam konteks itu, Timmy melihat, nilai Sumpah Pemuda patut untuk dijadikan sebagai nilai bagi masyarakat Indonesia. 

"Sumpah Pemuda indah banget, karena yang mayoritas bijaksana dan yang minoritas pintar menempatkan diri," tutur pemuda yang masuk dalam 30 pemuda Asia inspiratif versi Majalah Forbes. 

Timmy berandai-andai, jika dia hidup di masa Sumpah Pemuda, maka dia mengaku terobsesi ingin menjejaki para tokoh dan guru bangsa misalnya Mohammad Hatta, Mohammad Natsir sampai Sutan Syahrir. 

"Mungkin saya ingin menjadi asisten mereka, seperti Tan Malaka juga. Itu keren ikut dicari-cari jadi buron, belajar langsung ke tokoh nasional. Karena legenda banget hidup mereka sangat sederhana," kata dia.  

Sementara jika Sumpah Pemuda terjadi pada saat ini, Timmy menerawang, situasinya bakal makin kreatif. Dia berimajinasi, Sumpah Pemuda saat ini maka wujudnya para YouTubers membuat video bagaimana caranya menjadi satu Indonesia. 

"YouTubers, Instagramers terus menjadi hastag, trending topic, sampai Awkarin langsung bergandengan dengan hijabers. Enggak masalah, isinya tentang wacana Indonesia," ujarnya. 

Lihat profil dan video wawancara lengkap Viva.co.id dengan Timmy di sini

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya