Sebab Puing Roket Falcon 9 Tak Hancur di Atmosfer

Puing roket diduga Falcon 9 di kantor Lapan Bandung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suparman

VIVA.co.id – Sampah antariksa yang jatuh di Sumenep, Madura, Jawa Timur pada 26 September 2016 telah disimpulkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merupakan puing roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa Amerika Serikat, SpaceX. 

Indonesia Mengalami Ekuiluks, Wilayah Ini yang Pertama Merasakan

Lapan sudah menyerahkan puing tersebut kepada SpaceX. Namun demikian, masih muncul pertanyaan kenapa sampah antariksa itu tidak hancur saat di atmosfer Bumi. Saat jatuh ke Bumi, puing roket Falcon 9 itu memang terbakar tapi tak hancur. 

Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin membenarkan, memang puing roket Falcon 9 itu tak hancur di atmosfer, sebab terbuat dari material yang tahan panas. 

Sebentar Lagi Indonesia Alami Fenomena Ekuiluks

"Tergantung dari materialnya. Jadi ada material yang memang habis terbakar tapi ada material yang memang bertahan. Seperti tabung bahan bakar, atau komponen tertentu yang terbuat dari titanium. Itu tidak mudah terbakar," kata Thomas kepada VIVA.co.id saat ditemui di Gedung Cyber, Jakarta Selatan, Jumat 28 Oktober 2016.

Dia mengatakan puing Falcon 9 yang merupakan tabung yang terbuat dari komposit, yang terdiri dari serat karbon. 

Puncak Hujan Meteor Quadrantid Terjadi Sebelum Subuh

"Itu tahan panas. Jadi yang tersisa itu adalah bahan komposit, bukan logam," jelasnya. 

Thomas merinci, bagian dari roket Falcon 9 yang jatuh di Sumenep yaitu second stage dari Falcon 9, terdapat tabung-tabung helium terbuat dari komposit yang berfungsi untuk mengontrol tabung bahan bakar dari oksigen cair. Selain tabung itu, ada panel listrik untuk kontrol sistem elektronik

"Ada empat (puing). Tiga tabung komposit, dan satu panel elektronik," ujar dia. 

Roket bekas Falcon 9 yang jatuh di Kabupaten Sumenep Jawa Timur pada 26 September 2016 telah dibawa diserahkan ke SpaceX pada pekan kedua Oktober lalu. Roket tersebut, merupakan bagian atas peluncur satelit komunikasi JCSAT 16 milik Jepang pada 14 Agustus 2016 diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station Florida, Amerika Serikat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya