Vaksin DBD Hanya untuk Anak Usia 9-16 Tahun

Peluncuran vaksin DBD
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA.co.id – Kehadiran vaksin dengue di Indonesia diklaim sangat efektif mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Ini menjadi harapan besar bagi Indonesia dalam menurunkan angka kematian korban DBD di tanah air. Sayang, saat ini vaksin tersebut hanya bisa diberikan pada anak usia 9-16 tahun.

Tenang Hadapi DBD! Menkes Pastikan RS Siap Tangani Pasien, Ini Imbauannya untuk Masyarakat

Bagaimana dengan kelompok lain di luar usia tersebut?

Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), peneliti utama dari studi klinis fase III vaksin dengue di Indonesia menjelaskan, dalam penelitian ada yang dinamakan risiko relatif (RR). Di sini peneliti menghitung risiko seseorang apakah akan menjadi sakit, dirawat, atau malah menjadi dengue berat.

Nyamuk Wolbachia Melawan DBD! Menkes Ungkap 5 Wilayah di Jawa yang Sudah Terbebas

"Pada anak di bawah sembilan tahun, RR ini tidak konsisten bahkan ada gap yang semakin kecil usianya semakin lebar. Vaksin berhubungan dengan respons imunitas. Reaksi imunitas pada anak di bawah sembilan tahun belum mampu membuat respons seperti anak di atas sembilan tahun," ujar Sri saat acara peluncuran vaksin dengue di Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 25 Oktober.

Lebih lanjut Sri menuturkan, vaksin dengue yang digunakan ini merupakan vaksin rekayasa genetika atau rekayasa DNA dari vaksin virus itu. Bagian tengahnya diambil, kemudian salah satu DNA itu ditanamkan dalam vaksin yang disebut dengan yellow fever.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Yellow fever merupakan vaksin yang masih termasuk dalam family flavivirus yang digunakan sebagai tulang punggung vaksin. Yellow fever telah dijadikan vaksin selama 30 tahun dan terbukti aman.

Inilah yang digunakan, diambil bagian tengah, diganti dengan kepunyaan vaksin dengue dan disemaikan. Virus ini hampir sama dengan virus dengue di alam namun tidak terlalu ganas.

"Kalau tidak ganas, respons imunnya tidak sebagus vaksin virus normal, membuat vaksin itu timbang-timbangan. Pakai virus ganas, respons bagus tapi efek samping tinggi. Karena itu kita turunkan ganasnya, respons imun menurun, inilah yang bila dipakai pada anak di bawah sembilan tahun tidak konsisten," ujar Sri.

Pada tahun pertama dan kedua respons bagus, namun pada tahun ketiga antibodi tidak mampu melawan infeksi dengue alami. Karena tidak konsisten itulah, tim peneliti tidak berani membuat vaksin untuk anak di bawah sembilan tahun.

Begitu pun dengan negara lain, vaksin ini memberikan reaksi sama pada anak di bawah sembilan tahun.

Sementara untuk dewasa di atas 17 tahun, Kepala Divisi Vaksin Sanofi Joko Murdianto mengatakan tengah menyampaikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan agar vaksin ini juga bisa digunakan hingga usia 45 tahun seperti di negara-negara lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya