Data Penting Pesawat Schiaparelli Dipastikan Aman

ESA menggelar keterangan pers terkait misi ExoMars
Sumber :
  • Twitter/@esa

VIVA.co.id – Pesawat pendarat Schiaparelli milik Badan Antariksa Eropa (ESA) hilang kontak setelah memasuki atmosfer Planet Mars. ESA sejauh ini belum bisa memastikan apakah pesawat pendarat tersebut benar-benar sudah di permukaan Planet Merah tersebut atau tidak. 

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Namun demikian, di tengah ketidakpastian posisi pesawat Schiaparelli, ESA mengaku telah mengamankan data penting saat pesawat tersebut turun menuju permukaan Mars. 

Dikutip dari situs ESA, Kamis, 20 Oktober 2016, selama Schiaparelli turun menuju permukaan Mars, data dari pesawat pendarat itu telah dikirimkan ke pesawat pengorbit Trace Gas Orbiter (TSO) yang berada di orbit Planet Mars. Saat ini data penting tersebut sedang dikirim ke pemantau di Bumi dan sedang dianalisis olah para ahli ESA. 

Planet Tetangga Bumi akan Hilang 2 Minggu

Dalam keterangannya, ESA memastikan Schiaparelli benar telah memasuki atmosfer Mars. Buktinya diperkuat dengan sinyal radio pesawat itu berhasil ditangkap oleh teleskop untuk berbagai eksperimen, Giant Metrewave Radio Telescope (GMRT), yang berada di Pune, India dan pesawat pengorbit ESA lainnya, Mars Express. 

Kedua fasilitas komunikasi itu telah menangkap saat Schiaparelli memasuki ‘teror’ enam menit saat turun menuju permukaan Mars. Dalam momen enam menit menegangkan itu pesawat mengalami pelambatan akibat gesekan atmosfer Mars, melepas parasut dan perisai penahan panas. 

Geger Atmosfer Hijau Selimuti Planet Tetangga Bumi

Namun sinyal yang ditangkap teleskop di India dan Mars Express berhenti sesaat sebelum pesawat diharapkan menuju tahap menyentuh permukaan Mars. 

Nah, kini peneliti di pusat operasi ESA di Jerman sedang menganalisis data yang dikirimkan ke TSO maupun dari teleskop India dan Mars Express.

Sebagian data yang dianalisis telah mengonfirmasi pesawat pendarat itu telah masuk ke atmosfer dan turun menuju ke permukaan Mars, sesuai yang diharapkan. Tapi peneliti mengatakan, proses penyebaran parasut dan perisai dinilai terlalu awal dari yang dijadwalkan. Untuk hal ini masih dugaan sementara dan analisis belum lengkap. 

Selain itu, peneliti ESA mengatakan, pendorong yang dipakai untuk mengerem saat dekat permukaan sudah diaktifkan secara singkat, tapi mati lebih cepat dari yang diharapkan pada ketinggian yang belum bisa dipastikan. 

Peneliti ESA menegaskan, akan memberikan perkembangan terbaru dari pesawat pendarat tersebut. Pesawat tersebut hilang kontak dan masih misterius apakah sudah berada di permukaan Mars atau belum. "Dalam hal modul pengujian Schiaparelli, kami memiliki data yang memungkinkan untuk sepenuhnya memahami langkah-langkah yang telah terjadi, dan mengapa pendaratan mulus tidak terjadi," ujar Direktur Human Spaceflight and Robotic Exploration ESA, David Parker. 

Meski pesawat masih misterius posisinya, ESA yakin keberhasilan masuk ke atmosfer Mars membuka jalan misi pencarian kehidupan di Mars.  "Setelah peristiwa kemarin (berhasil masuk ke atmosfer Mars), kami memiliki pengorbit yang mengesankan di sekitar Mars, yang siap untuk mendukung misi kendaraan ExoMars pada 2020," kata Direktur Umum ESA, Jan Wörner.

Sebelumnya, ESA telah mengirimkan pesawat pendarat ke permukaan Planet Mars akhirnya dilakukan pada 19 Oktober 2016. Badan antariksa memastikan pesawat pendarat Schiaparelli memang telah mencapai area Mars setelah melewati orbit dan atmosfer Planet Merah tersebut. Namun sayangnya, ada tanda buruk dari pendaratan pesawat tersebut. Peneliti ESA sejauh ini belum bisa memastikan apakah pesawat Schiaparelli benar-benar telah mendarat di permukaan Mars atau tidak. 

Peneliti belum bisa mengonfirmasi keberadaan Schiaparelli, sebab setelah dilakukan pengecekan komunikasi pesawat AS dan Eropa yang sebelumnya mengorbit Planet Mars, tetap tidak diketahui posisi Schiaparelli saat ini. Memang pesawat pengorbit AS dan Eropa yang sudah mengorbit Mars sebelumnya mencoba mengirimkan data pendaratan Schiaparelli, tapi kemudian transmisi data berhenti dan menimbulkan pertanyaan di mana posisi pesawat berbentuk piringan 577 kilogram tersebut. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya