Mencari Penghuni Asgardia, Negara Pertama di Antariksa

Ilustrasi negara Asgardia di antariksa
Sumber :
  • Asgardia/James Vaughan

VIVA.co.id – Sebuah kelompok yang tergabung dalam Proyek Asgardia mengumumkan ambisi yang luar biasa. Mereka berambisi menciptakan sebuah negara di luar angkasa.

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Kelompok yang terdiri dari berbagai pakar luar angkasa berbagai negara, seperti Kanada, Rumania, Rusia dan Amerika Serikat mengatakan ingin menciptakan negara pertama di antariksa. Negara tersebut dinamakan Asgardia, mengikuti nama kota mitologi Nordik. Ambisi membentuk negara baru dengan nama Asgardia dicetuskan oleh Igor Ashurbeyli, pendiri Aerospace International Research Center, Rusia.

Dikutip dari Business Insider, Kamis 13 Oktober 2016, ambisi itu disampaikan dalam konferensi pers di Paris, Rabu kemarin. 

5 Negara Ini Siap Menjajah Bulan

Negara Asgardia diharapkan bakal menjadi pintu masuk untuk misi penambangan asteroid serta berfungsi sebagai pertahanan Bumi dari meteorit, sampah antariksa dan ancaman lain yang membahayakan. 

"Maksud Asgardia yaitu melindungi seluruh kehidupan manusia di Bumi dari ancaman alam maupun buatan manusia, misalnya dari sampah anatriksa, korona Matahari sampai benturan asteroid," ujar kelompok tersebut dalam rilisnya. 

Jadwal Penerbangan ke Luar Angkasa di 2024

Untuk membangun negara Asgardia, proyek pertama adalah meluncurkan satelit robotik dalam 18 bulan ke depan. Selanjutnya nanti disusul pengiriman stasiun antariksa permanen agar orang bisa hidup, bekerja, punya hukum dan aturan mandiri di dalamnya.  

Juru bicara proyek Asgardia, Timothy Wild menolak mengungkapkan berapa jumlah peneliti dan pakar yang terlibat dalam proyek ini, namun dia memastikan misi ini bukan main-main. 

Sebab ada beberapa figur penting di balik Proyek Asgardia, di antaranya Igor Ashurbeyli (pendiri Aerospace International Research Center, Rusia dan komite antariksa UNESCO), David Alexander (Direktur Space Intitute Rice University, AS), Ram Jakhu (Direktur Institute of Air dan Space Law McGill University, Kanada), Joseph N. Pelton  (Direktur Space and Advanced Communications Research Institute (SACRI), George Washington University, AS) sampai Dumitru-Dorin Prunariu (Kosmonot Rusia). 

Wild mengatakan, memang proyek negara baru ini memang masih dalam tahap awal, namun bukan berarti ini tidak serius. Situs proyek Asgardia malah membuka pintu bagi 100 ribu orang pertama yang ingin menjadi warga negara Asgardia di samping juga memiliki kewarganegaraan di Bumi. Saat ini sudah ada 25 ribu orang yang mendaftar sebagai warga negara Asgardia atau dikenal sebagai Asgardian.

Sebagai sebuah entitas negara, Asgardia juga sedang mencari masukan untuk bendera, lambang negara sampai lagu kebangsaan. 

“Asgardia melayani seluruh umat manusia dan setiap orang, di mana bagi mereka yang ingin terlepas dari kesejahteraan pribadi dan kemakmuran negara di mana mereka kebetulan dilahirkan,” ujar Ashurbeyli dikutip dari laman Cnet.
                                            
Ketua Komite Ilmu Antariksa UNESCO itu menyatakan, manusia yang ingin berpindah ke Asgardia, punya misi khusus yakni mendorong perdamaian dunia, dan melindungi bumi dari asteroid ‘nakal’ dan puing-puing di luar angkasa. 

Menanggapi ambisi tersebut, pakar luar angkasa, Joanne Irene Gabrynowicz berpendapat, tidak mudah untuk Asgardia bakal diakui sebagai sebuah negara.
 
 "Di bawah hukum internasional, ada kriteria khusus untuk suatu entitas untuk diakui sebagai sebuah bangsa. Yakni harus memiliki wilayah dan populasi, dan diakui sebagai bangsa oleh bangsa lain. Hanya menyatakan bahwa bangsa ada itu tidak cukup,” kata Gabrynowicz.

Diketahui untuk konteks antariksa selama ini ada traktat yang menegaskan tidak boleh entitas negara mana pun yang bisa mengklaim wilayah di antariksa. 

Terkait dengan ambisi negara pertama di antariksa itu, United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) yang berwenang memberikan pendapatnya sejauh ini belum berkomentar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya