Ternyata, Dulu Nenek Moyang Manusia Punya Tujuh Jari

Ilustrasi pergelangan tangan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Ada yang menarik dalam evolusi tubuh manusia. Peneliti Kanada mengungkap sebab kenapa jari manusia sekarang tumbuh lima pada masing-masing telapak tangan. 

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Padahal menurut studi evolusi, ilmuwan telah meyakini, di masa lalu, nenek moyang manusia memiliki lebih dari lima jari. Tapi seiring dengan adanya mutasi gen dalam nenek moyang manusia, maka kini manusia punya lima jari pada tiap tangannya. 

Dikutip dari Science Daily, Jumat 7 Oktober 2016, sebelumnya ilmuwan sudah meyakini adanya evolusi tubuh manusia mirip dengan yang terjadi pada ikan. Kemiripan pola evolusi tubuh antara manusia dengan sirip ikan diyakini berkaitan dengan peralihan lingkungan manusia pada zaman dahulu, dari tumbuh di lingkungan perairan menuju ke lingkungan daratan. 

Yayasan Sativa Nusantara Resmi Serahkan Policy Brief Ganja Medis

Peneliti Universitas Chicago, Amerika Serikat pada Agustus lalu telah menemukan ada dua gen sama pada sirip ikan dan jari manusia, yaitu hoxa13 dan hoxd13. 

Namun penelitian yang dijalankan tim Institut de Recherches Cliniques de Montréal dan Université de Montréal, Kanada menegaskan, transisi gen tersebut tidak terjadi dalam waktu yang singkat. 

AS dan China Rebutan Lapak di Bulan

Peneliti Kanada juga membandingkan bagaimana perkembangan gen yang berkaitan dengan evolusi jari pada tikus dan manusia. Kedua makhluk itu punya gen yang sama yaitu, hoxa11 dan hoxa13. 

Nah dalam kasus tikus dan manusia, peneliti Kanada menemukan kedua gen itu diaktifkan dalam domain yang terpisah dari dasar anggota tubuh, sementara yang terjadi pada ikan, gennya diaktifkan dalam domain yang tumpang tindih. 

Peneliti Kanada itu mengatakan, catatan fosil menunjukkan nenek moyang manusia merupakan makhluk dengan polidaktil atau punya lebih dari lima jari. Tapi kenapa manusia modern kini punya lima jari atau pentadaktil. 

Guna membongkar misteri itu, peneliti kemudian mereproduksi salah satu gen pada tikus, yaitu hoxa11, tapi dengan mekanisme yang berjalan pada ikan. Hasilnya, peneliti menemukan pada tikus bisa mengembangkan tujuh jari per kakinya, formasi itu sama dengan jumlah jari pada nenek moyang manusia. 

Direktur Institut de Recherches Cliniques de Montréal'S Genetika, Marie Kmita menemukan, ada urutan DNA yang bertanggung jawab transisi mekanisme jenis ikan dan tikus pada gen hoxa11. 

Dengan demikian, Kmita berpendapat evolusi jumlah jari dari tujuh menjadi lima pada tangan manusia tidak terjadi akibat penambahan gen baru, tapi adanya mutasi di dalam tubuh manusia sendiri. 

"Ini menunjukkan bahwa problem morfologi besar ini tak terjadi melalui akuisisi gen baru tapi hanya memodifikasi kegiatan mereka saja," jelas Kmita, kandidat profesor riset di Departemen Kedokteran Université de Montréal.

Dari penemuan ini, peneliti memperkuat dalam kasus malformasi selama perkembangan janin bisa terjadi bukan hanya akibat mutasi gen saja, tapi juga berasal dari mutasi urutan DNA. 

Peneliti mengaku pembuktian gen dalam studi mereka selama ini masih terbatas pada binatang saja, dan belum memungkinkan untuk diterapkan pada manusia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya