Bahaya Zika Tak Hanya Sebabkan Kepala Bayi Lebih Kecil

Pengembangan vaksin untuk Virus Zika.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Segar

VIVA.co.id – Sebuah penelitian yang dilakukan di Brasil menemukan bahwa virus zika dapat menyebabkan kecacatan lahir selain microcephaly. Para peneliti telah melakukan penelitian pada 11 bayi yang terdiagnosis zika menemukan ada gangguan neurologis pada bayi-bayi itu termasuk di antaranya gangguan pada tengkorak kepala dan otak.

750 Juta Nyamuk Buatan Siap Dilepas untuk Lawan DBD dan Virus Zika

Banyak juga yang mengalami pertumbuhan yang baik pada cerebellum atau otak kecil, bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan motorik. Selain itu, terjadi pula ketiadaan lipatan normal pada korteks cerebral-- otak kecerdasan yang menangani ingatan, bahasa, keterampilan sosial, dan pemecahan masalah.

"Microcephaly bukan satu-satunya yang memengaruhi fetus yang terinfeksi zika," kata peneliti senior Dr Amilcar Tanuri, peneliti di laboratorium virologi molekular di Federal University di Rio de Janeiro, Brazil, seperti dikutip Daily Mail.

Virus Zika Picu Mikrosefali di Berbagai Negara, Bagaimana Indonesia?

Sebaliknya, lanjut Dr Tanuri, zika seharusnya dianggap sebagai penyakit virus bawaan seperti rubella atau cytomegalovirus.

"Beberapa bayi tidak bisa selamat dan mereka yang selamat dapat mengalami keterlambatan atau kekurangan pertumbuhan kognitif," tutur Dr Tanuri.

Ada Virus Baru Disebarkan Nyamuk, Gejalanya Mirip Zika

Para peneliti melaporkan dalam edisi ketiga bulan Oktober JAMA Neurology, 10 dari 11 ibu, termasuk yang terlibat dalam penelitian di Paraiba, sebuah negara bagian di timur laut Brasil, memiliki gejala infeksi zika selama usia awal kehamilan.

Semua wanita yang sudah terdiagnosis positif zika selama hamil dan menjalani tes ultrasound menunjukkan adanya ketidaknormalan pada pertumbuhan otak fetus. Kasus ini merujuk pada kejadian antara bulan Oktober 2015 dan Februari 2016.

Virus zika teridentifikasi pada cairan amniotik, plasenta, darah nadi, dan jaringan neonatal yang dikumpulkan pada postmortem karena tiga dari 11 bayi meninggal dalam 48 jam setelah kelahiran dan dua ibu berkenan untuk diautopsi.

Dari bayi yang selamat, para peneliti mengikuti perkembangannya hingga usia enam bulan. Mereka meneliti penyebab lain microcephaly seperti gangguan genetik dan infeksi, namun hasilnya negatif. Genom virus Zika ditemukan di jaringan baik ibu maupun bayi.

Meski penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui kerusakan otak setelah kelahiran, namun penelitian ini menyimpulkan bahwa microcephaly menyebabkan beberapa cedera otak berkaitan dengan virus Zika.

Hasilnya, mereka menyarankan agar menjabarkan kasus ini sebagai sindrom Zika bawaan daripada hanya microcephaly, yang hanya satu tanda saja dari sindrom.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya