Blackberry Akhirnya Menyerah, Setop Produksi Smartphone

Chief Executive Officer BlackBerry John Chen memperkenalkan Blackberry Classic dalam acara peluncuran di New York (17/12/2014).
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid

VIVA.co.id – Setelah 14 tahun bertahan di industri ponsel pintar dan sempat menjadi pemimpin pasar, Blackberry akhirnya memutuskan untuk benar-benar meninggalkan bisnis perangkat pintar itu. Butuh waktu setahun bagi Blackberry untuk memutuskan hal ini.

Unik Banget, Istri Denny Sumargo Ngidam Strawberry Rp100 Ribu hingga Berlian

Sejatinya, niat Blackberry untuk tidak lagi memproduksi ponsel telah ada sejak setahun lalu. Dilansir melalui BBC, Kamis 29 September 2016, dalam situs resminya, perusahaan asal Kanada itu mempertegas posisi perusahaan sebagai produsen software. Hanya software.

"Software adalah Blackberry yang baru," tulis situs resmi Blackberry.

Wine, Minuman Kelas Atas jadi Tren Gaya Hidup

Situs Business News Network (BNN) Kanada, menyebut CEO Blackberry pun sudah menyatakan hal ini. Bahkan, mereka bersiap untuk melakukan pengurangan karyawan (pemutusan hubungan kerja/ PHK), karena tidak lagi mengurus divisi perangkat mobile.

"Kami telah memutuskan untuk tidak lagi memproduksi perangkat hardware. Hanya hardware. Kami percaya, ini merupakan cara terbaik untuk meraih keuntungan di bisnis perangkat," ujar CEO Blackberry, John Chen.

Bisnis Baru BlackBerry

Dikatakan Chen, produksi smartphone akan dilimpahkan kepada mitra Blackberry yang ditunjuk. Ini secara tidak langsung akan mengurangi pengeluaran Blackberry, termasuk menghilangkan kebutuhan distribusi perangkat, melakukan pengurangan karyawan, dan mengurangi biaya peralatan.

"Daftar yang panjang untuk bisa berhemat," kata Chen.

Pengurangan karyawan ini merupakan langkah selanjutnya bagi Blackberry, yang memutuskan untuk menggandeng mitra outsource dalam memproduksi ponsel. Mereka yang akan terkena PHK adalah para pekerja di divisi logistik dan perbaikan. 

Langkah Blackberry ini diambil, karena adanya hasil yang tidak memuaskan pada penjualan smartphone kuartal terakhir. Pada kuartal kedua tahun fiskal Blackberry, yang berakhir 31 Agustus, perusahaan itu melaporkan hanya menjual 400 ribu unit smartphone, termasuk smartphone Priv berbasis Android, dan DTEK50 yang dijual seharga U$271, atau Rp3,5 jutaan.

Di Indonesia, Blackberry mendirikan perusahaan patungan bernama PT BB Merah Putih untuk lisensi software perangkat. Sedangkan produksi smartphone berbasis Android mengandalkan software BB, akan digarap oleh PT Tiphone Indonesia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya