Deepgram, Teknologi Mesin Pencarian Suara

Suara misterius.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Sukses Google menjadi raja digital lewat pencarian online menginspirasi dua anak muda asal Amerika, Noah Shutty dan Scott Stephenson. Keduanya membuat mesin pencari namun khusus untuk mencari suara.

Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN

Mereka menyebutnya Google for Sound. Jika Google merupakan mesin pencarian yang menghubungkan situs di dunia maya, yang umumnya menampilkan hasil pencarian berupa teks, software yang dinamakan Deepgram ini menggunakan koneksi antarfrasa dalam bentuk file audio, untuk mengidentifikasi jenis file dan menampilkan audio yang relevan.

"Teknologi pencarian audio ini sangat berbeda dibanding mesin pencarian lain yang mengandalkan pemrosesan bahasa alami. Kami telah melakukan uji coba untuk bisa melihat perbedaan antarsuara," ujar Stephenson, dilansir dari TechCrunch, Kamis, 29 September 2016.

Startup Kripto Ini sedang Bahagia

Dikisahkan Shutty, awalnya proyek ini hanyalah sampingan, mengingat dia cukup terkesan dengan rekaman audio dan video dari setiap aspek kehidupannya.

Shutty, yang baru berusia 20 tahun merupakan mahasiswa University of Michigan. Dia mengajak supervisor lab-nya, Scott Stephenson, untuk mengembangkan Deepgram. 

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi

Padahal kala itu keduanya sedang terlibat dalam proyek riset terkait partikel fisika, tepatnya meneliti terciptanya materi gelap di sebuah bunker China bawah tanah.

Ke depan, Shutty dan Stephenson berniat untuk memasarkan perangkat pencarian Deepgram ke perusahaan besar. Kebetulan, Deepgram bisa membuat tertarik beberapa investor, yakni Metamorphic Ventures dan Y Combinator. Pendanaan sebesar US$1,8 juta pun berhasil didapatkan.

Stephenson mengklaim, Deepgram sudah digunakan oleh sekitar 1.000 orang. Untuk menggunakannya, pengguna dibebankan biaya sesuai jumlah data yang digunakan dalam prosesnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya