Teleskop Terbesar Pemburu Alien Milik China Siap Beroperasi

Five hundred meter Aperture Spherical Telescope (FAST)
Sumber :
  • www.cnbc.com/VCG

VIVA.co.id – Butuh sekitar 17 tahun lamanya sejak pertama kali diusulkan oleh astronom Tiongkok, teleskop radio bernama Five hundred meter Aperture Spherical Telescope (FAST) telah rampung dikerjakan. Dengan demikian, FAST menjadi teleskop terbesar di dunia mengalahkan teleskop Arecibo Obsevatory di Puerto Rico.

Ilmuwan Selangkah Lagi Menemukan Alien

Seperti namanya, FAST memiliki diameter mencapai 500 meter yang terletak di daerah pegunungan Provinsi Guizhou, Tiongkok. Sedangkan Arecibo Obsevatory hanya berdiameter 195 meter.

Dikutip dari NPR, Senin 26 September 2016, untuk membangun FAST, setidaknya menelan biaya sebesar US$180 juta atau Rp2,3 triliun. Demi pembangunan teleskop raksasa itu, 8 ribu penduduk yang berada di sekitarnya harus diungsikan hingga berjarak radius tiga mil dari FAST. Langkah itu dilakukan, agar menciptakan keheningan saat teleskop tersebut dioperasikan untuk mengeksplorasi molekul antarbintang dan sinyal komunikasi antarbintang.

Kemenag: Perkembangan Hisab dan Rukyat RI Sangat Maju dan Tandingi Negara-negara Lain

Untuk perbandingan yang mudah, luas ruang teleskop FAST tersebut setara dengan 30 ukuran lapangan sepak bola. Di dalam teleskop raksasa itu terdapat 4.450 panel. Untuk biaya relokasi penduduknya, Pemerintah Tiongkok menganggarkan biaya US$269 juta atau Rp3,5 triliun.

Menurut laman CNBC, FAST diibaratkan telinga sangat super sensitif untuk mendengar pesan meski pesan itu sangat lemah dari luar angkasa. Peneliti dari National Astronomical Observation, Qian Lei mengatakan dalam sebuah pengujian, teleskop FAST mampu mendeteksi gelombang radio dari jarak 1351 tahun cahaya dari Bumi.

Perburuan Alien Tetap Gaspol

Secara fungsi, FAST tidak akan jauh berbeda dengan teleskop radio di negara lainnya yang mempelajari molekul antarbintang tentang bagaimana galaksi berkembang. Namun, pada akhirnya FAST bisa dimanfaatkan para ilmuwan dan peneliti untuk mencari potensi adanya kehidupan di luar Bumi.

"Secara teori, jika ada peradaban di luar angkasa, sinyal radio akan mengirim serupa sinyal yang kita terima untuk mendekati kami," ucap FAST.

Deputi Project Manager Teleskop Tiongkok, Peng Bo, mengungkapkan teleskop itu sangat bernilai bagi peneliti Tiongkok. Sebab sebelumnya untuk mengamati, peneliti Tiongkok harus melakukannya di fasilitas pengamatan di luar negeri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya