RetroRun Ajak Masyarakat Peduli Kanker dengan Lari Mundur

Retro Run
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA.co.id – Tingkat pertumbuhan jumlah penderita kanker di Indonesia sudah pada tahap yang memprihatinkan. Faktor gaya hidup dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker menjadi penyebab semakin tingginya prevalensi penderita kanker.

Sering Dikirim Saat Lebaran, Apa Arti Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal ya Karim?

Fakta inilah yang kemudian melatarbelakangi Yayasan Kanker Indonesia bersama dengan PT Mundipharma Healthcare untuk menggelar fun charity run bertajuk RetroRun. Berbeda dengan acara lari biasa, di sini para peserta diajak untuk berlari secara mundur.

"Seperti kalau kita ingin melakukan lompat jauh, kita harus mundur dahulu. Di sini lari mundur bisa merupakan refleksi apa yang bisa kita lakukan ke depan, membuat sebuah aktivitas, rencana kerja untuk menurunkan angka insiden kanker," ujar Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia, Mada Shinta Dewi saat konferensi pers RetroRun di Artotel, Jakarta, Senin, 5 September.

Mencari Berkah di Bulan Suci, Ikatan Istri Partai Golkar Gelar Kegiatan Amal Selama 18 Hari

Karena konsepnya yang dibuat menyenangkan, RetroRun memang dijadikan sebuah ajang yang bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga atau sahabat sambil mendapatkan informasi mengenai kanker.

Mada menjelaskan, pada pelaksanaannya nanti para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 200 orang untuk berlari secara bergiliran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko cidera para peserta.

Ketahui Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Dimulai dari Meningkatkan Ibadah

"Peserta akan lari 3,8 km. Nanti akan ada pit stop booth yang akan memberi informasi mengenai kanker. Peserta juga bisa selfie. Di sini memang bukan menang yang kita cari tapi menciptakan ambience supaya masyarakat tahu tentang kanker dengan cara menyenangkan," imbuh Mada.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM menambahkan, ajang ini juga sekaligus sebagai penggalangan dana yang akan digunakan untuk bantuan program edukasi serta implementasi preventif dan deteksi dini kanker.

"Selesai lari mundur, peserta akan bertambah informasi mengenai hal penting seputar mitos dan fakta kanker serta bagaimana deteksi dini dan pengobatannya," kata Aru.

Mada berharap ajang lari mundur pertama yang mengajak kepedulian masyarakat akan bahaya kanker ini bisa diikuti oleh pihak swasta lain. Sehingga wajah kanker Indonesia bisa berubah.

RetroRun yang akan diselenggarakan pada 18 September ini juga sekaligus dijadikan sebagai peringatan kanker limfoma pada tanggal 15 September.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya