Jokowi Dorong Gunakan Teknologi 4,5G untuk Ajang Asian Games

Presiden Jokowi di Kantor Huawei, China.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto/Huawei

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia berupaya mendorong implementasi teknologi layanan 4,5G pada gelaran Asian Games ke-18 pada 2018. Sebab, Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan olahraga empat tahunan se-Asia ini.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Kepastian implementasi teknologi 4,5G itu sendiri di Asian Games dicetuskan dalam lawatan agenda pertama Presiden Joko Widodo di hari ketiganya di China, pada Minggu, ke Kantor Research and Development (R&D) Huawei di Hangzhou.

Dalam kunjungan itu, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Duel Xiaomi dan Huawei Memanas di Ranah Mobil Listrik

"Ada tiga hal yang dibahas dalam pertemuan itu, yakni masalah Asian Games, kerja sama pelatihan vokasional di R&D Huawei dan smart city," ujar Menlu Retno, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 4 September 2016.

Ia menyebutkan, untuk pembahasan tentang Asian Games dengan Huawei yang akan dilaksanakan di Indonesia, diharapakan ajang tersebut bisa diimplementasikan teknologi 4,5G di Jakarta dan Palembang, sebagai kota penyelenggara Asian Games.

Kembangkan Sistem Berkendara Canggih, Toyota Bakal Gandeng Huawei

"Untuk detilnya, Pak Rudi (Menkominfo) akan membahasnya besok di Kantor Pusat Huawei di Shenzhen, China," ungkapnya.

Dalam kunjungan di Huawei, Menlu Retno memberikan gambaran betapa kuatnya perusahaan teknologi asal Tirai Bambu itu dalam R&D, di mana terdapat 17 ribu pegawai yang dimiliki Huawei yang tersebar di 179 negara dan 79 negara diantaranya terkait dengan penelitian dan pengembangan.

"Dari persentase karyawan, Huawei memang sangat kuat di R&D," tuturnya.

Oleh karena itu, Menlu Retno menambahkan, bila berbicara tentang G20 terkait dengan tiga pilar. Yakni inovasi, revolusi industri baru dan ekonomi digital.

"Dari semua tiga pilar ini, ada satu ruh yang memang harus kita perkuat, yaitu R&D," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Belanda ini.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya