Warga Bandung Jadi 'Ikon' Google Hari Ini, Siapa Dia?

Google Doodle hari ini.
Sumber :
  • Capture google.

VIVA.co.id – Ada hal yang menarik jika Anda membuka mesin pencarian Google hari ini, Sabtu 3 September 2016. Pada ikon pencarian Google hari ini, terdapat dua tokoh pewayangan asli Indonesia, Semar dan Cepot dengan gaya wayang khas Indonesia.

Selamat Tinggal Google Panoramio

Kedua tokoh ini memang sangat kental dengan budaya khas Indonesia. Dari balutan wajah mereka terlihat sangat Indonesianik, Semar yang dilumuri bedak berwarna putih dan juga Cepot yang memiliki wajah merah sangat identik dengan keterkaitan bendera negara Indonesia.

Lantas, kenapa Doodle Semar dan Cepot ditampilkan hari ini?

Pixel, Smartphone Google Gantikan Nexus

Usut punya usut, persembahan Doodle itu dimaksudkan untuk memperingati hari ulang tahun Asep Sunandar Sunarya. Salah satu tokoh pewayangan yang cukup mengharumkan kebudayaan Indonesia dengan pertunjukan goleknya.

Dalang Asep Sunandar Sunarya yang lahir di Kampung Jelekong, Baleendah, Bandung, 3 September 1955 itu, selalu menampilkan hiburan dan juga nasihat-nasihat dalam setiap penampilannya. Pria berdarah Sunda ini diketahui meninggal dunia pada 31 Maret 2014, karena serangan jantung.

Senasib dengan RI, Prancis Juga Sulit Pajaki Google

Semasa hidupnya, Asep seringkali memakai tokoh Cepot sebagai pemeran utama dalam berbagai macam lakon yang didalanginya. Penggunaan Cepot itu membuat namanya cukup terkenal di era 1980-1990-an.

Dari sejumlah literasi yang dikutip VIVA.co.id, dapat dikatakan jika Asep Sunandar-lah yang membuat Cepot menjadi salah satu tokoh pewayangan yang banyak dikenal masyarakat. Tanpa adanya seorang Asep Sunandar Sunarya, mungkin Cepot tidak akan sepopuler sekarang ini. Berkat kreativitas dan inovasinya, ia berhasil meningkatkan derajat wayang golek yang dianggap seni kampungan oleh segelintir orang.

Penampilannya yang maksimal dan seolah-olah menyatu dengan dunia wayang golek membuat pria asal tanah Sunda ini mendapatkan berbagai penghargaan, baik dari tingkat lokal, provinsi, nasional, bahkan mancanegara. Tidak kurang 100 album rekaman (termasuk bobodoran) sudah dihasilkan Asep Sunandar Sunarya.

Pada tahun 1986, di masa kejayaannya, Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Delapan tahun kemudian, Asep Sunandar Sunarya pun tertarik untuk mulai melakukan pentas di luar negeri. Negara yang disambanginya antara lain di Inggris, Belanda, Swiss, Prancis, dan Belgia.

Selain karyanya sebagai dalang, pada 1993, Asep Sunandar juga pernah diminta menjadi dosen luar biasa di Institut International De La Marionnette, Charlevile, Prancis. Dia mengajar selama dua bulan saja dan sempat dianugerahi gelar profesor oleh masyarakat akademis Prancis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya