Ilmuwan Bikin Baju Berbahan Plastik untuk Musim Panas

Bahan baju plastik untuk musim panas
Sumber :
  • The Verge

VIVA.co.id – Jika mendengar sesuatu berbahan plastik, umumnya orang pasti berpikir kepanasan atau gerah, tapi para peneliti di Stanford University, California, Amerika Serikat, berhasil meyulap plastik menjadi bahan dasar pakaian.

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Bahkan, pakaian tersebut membuat penggunanya merasakan dingin saat iklim panas dan tanpa pendingin atau AC. Ilmuwan menyebutkan bahan dasar pakaian dari plastik itu dibuat dari tekstil berbasis plastik.

Yi Cui, salah seorang peneliti tekstil berbasis plastik itu mengibaratkan, semua benda termasuk tubuh manusia membuang panas dalam bentuk radiasi inframerah, panjang gelombang tak terlihat dan cahaya yang tak berbahaya. Kemudian materi bahan tekstil berbasis plastik itu membiarkan keringat menguap, sekaligus berfungsi sebagai pendingin revolusioner.

Yayasan Sativa Nusantara Resmi Serahkan Policy Brief Ganja Medis

“Jika Anda dapat mendinginkan seseorang (dengan tekstil berbasis plastik) dibanding gedung tempat ia bekerja (ruang ber-AC), ini akan menghemat energi,” Kata Yi Cui, seperti dilansir Xinhuanet, Jumat 2 September 2016.

Peneliti lainnya, Shanhui Fan menambahkan, ketika seorang berada dalam ruang ber-AC, maka 60 persen dari panas tubuh manusia hilang mengeluarkan radiasi inframerah, artinya itu karena pendingin.

AS dan China Rebutan Lapak di Bulan

“Tapi sampai sekarang mungkin ada sedikit atau tidak ada penelitian tentang merancang karakteristik radiasi termal tekstil,” kata Shanhui.

Shanhui menjelaskan, tekstil itu dibuat dengan plastik jenis polyethylene nanoporous (nanoPE), jenis plastik ini membuat suhu kulit sekitar 4 derajat Fahrenheit, atau 2,2 derajat Celcius, lebih rendah daripada ketika tubuh ditutup dengan bahan pakaian berbasis kapas.

Sementara, tekstil berbasis plastik dibuat tiga lapis, di antara dua lembar polyethylene dipisahkan oleh kapas jala untuk kekuatan dan ketebalannya.

Pengujian membuktikan, tekstil berbasis plastik tersebut lebih dingin dibandingkan bahan pakaian dari kapas     dengan mengukur suhu materi yang terperangkap. Perbandingannya, bahan katun membuat permukaan kulit 3,6 derajat Fahrenheit, atau 2 derajat Celsius, lebih hangat dari tekstil berbasis plastik.

Peneliti menyimpulkan, penelitian baru mereka ini membuka jalan untuk hemat energi, sebab dengan tekstil berbasis plastik kita tidak perlu menggunakan energi luar, seperti AC dan kipas angin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya