Pengamat Ungkap Keuntungan Operator Asing dari Interkoneksi

Ilustrasi BTS
Sumber :
  • VIVAnews

VIVA.co.id – PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) menegaskan akan tetap menerapkan biaya baru interkoneksi dengan hanya berlandaskan surat edaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Sikap kukuh mereka dianggap sebagai hal yang wajar mengingat keuntungan yang akan mereka dapatkan jika biaya baru itu diimplementasikan.

Tarif Internet Indonesia Termurah Dibanding Negara Lain

Menurut Sekretaris Jenderal Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, M Ridwan Effendi, ada keuntungan dua kali yang bisa didapatkan ketiga operator tersebut jika menerapkan biaya baru interkoneksi. Sedangkan di sisi lain, operator kontra interkoneksi baru, Telkom dan Telkomsel, disinyalir akan merugi dua kali.

"Dari perhitungan mereka kan, recovery cost Indosat Rp86 dan XL Rp65. Jika biaya interkoneksi diberlakukan Rp204 per menit, XL masih untung Rp139 sedangkan Indosat Rp118 per menit. Ini keuntungan pertama. Keuntungan kedua adalah ketika ada pelanggan mereka menelepon ke pelanggan Telkomsel. Indosat dan XL hanya membayar Rp204, bukan 250 per menit. Baik Indosat maupun XL akan untung lagi Rp46,” kata Ridwan, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 2 September 2016.

Kominfo Didesak Tuntaskan Seleksi Verifikator Interkoneksi

Padahal, kata Ridwan, tak ada keuntungan yang dinikmati masyarakat, kecuali keuntungan yang didapat perusahaan milik Axiata Malaysia dan Ooredoo Qatar itu. Apalagi biaya interkoneksi hanya turun Rp46 (dari Rp250 menjadi Rp204 per menit), sedangkan tarif ritel yang sekarang ada di masyarakat mencapai Rp2.000 per menit.

Belum lagi, Ridwan menjelaskan, semua operator asing tersebut tidak memenuhi kewajiban untuk membangun jaringan telekomunikasi hingga pelosok Tanah Air. Hal ini akan membuat mereka makin berhemat dalam investasi di Indonesia.

Telekomunikasi Basis IP, Tarif Interkoneksi Tak Lagi Relevan

"Saya yakin operator tidak akan mau langsung menurunkan tarif ritel. Apalagi mereka (Indosat, XL, Tri dan Smartfren) kan hanya membangun di daerah perkotaan. XL, bahkan, semuanya 100 persen, yang bangun jaringan adalah Huawei, XL tinggal sewa saja. Makanya biaya jaringannya murah banget,” kata Ridwan.   

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Noor Iza telah menyatakan, Surat Edaran (SE) No 1153/M.KOMINFO/PI.0204/08/2016 belum bisa diterapkan per 1 September 2016. Oleh karena itu operator telekomunikasi tetap menggunakan acuan biaya interkoneksi Rp250. Namun Indosat dan XL menyatakan akan tetap menerapkan biaya baru interkoneksi meski Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) tak jadi menurunkan biaya interkoneksi per 1 September 2016.

Petugas memperbaiki base transceiver station (BTS).

KPPU Diminta Tegas Terhadap Perang Tarif Operator Telko

'Banting-bantingan' harga sinyal persaingan usaha tak sehat.

img_title
VIVA.co.id
29 Mei 2017