- Ist.
VIVA.co.id – Saat ini Indonesia tengah dipusingkan dengan aturan tarif interkoneksi yang berbasis sirkuit. Padahal tren secara internasional, lebih mengarah interkoneksi yang berbasis Protokol Internet (IP) atau IP based.
Direktur/Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya, pun berbicara mengenai interkoneksi di Indonesia berdasarkan kecenderungan yang berlangsung di industri telekomunikasi Tanah Air.
Yessie menjelaskan, interkoneksi berbasis IP based akan sangat erat kaitannya dengan teknologi selanjutnya, seperti VoLTE (Voice over LTE) dan RCS (Rich Communication Suite).
"Karena pada saat itu (nantinya) yang diinterkoneksikan bukan circuit switch, tapi data yang melalui voice. Jadi, voice yang dikirimkan pakai data," ujar Yessie ditemui di Menara Prima, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2016.
Ditanya soal kapan Indonesia mengarah ke interkoneksi berbasis IP, Yessie menjawab bahwa sampai saat ini saja, belum ada operator seluler yang meresmikan secara komersial layanan VoLTE maupun RCS. Terlebih, perangkat yang mendukung teknologi tersebut belum masif diproduksi oleh vendor.
"Saat semua teknologi, device jauh lebih murah, adopsi lebih tinggi, lebih murah akan bergulir, begitu juga device. Maka, kita akan lewat sana dan bisa mengimplementasikan interkoneksi berbasis IP," lanjutnya.
Mengenai regulasi yang perlu disiapkan untuk mendukung keberadaan tersebut nantinya, Yessie mengungkapkan bahwa itu belum perlu dilakukan. Meski demikian, dialog soal tren teknologi ke depan selalu dibicarakan di kalangan pelaku industri telekomunikasi.
"Dialogi terus dilakukan, makanya ada pokja-pokja (kelompok kerja) yang ngomong masalah, interkoneksi khususnya. Jadi, memang masih dibicarakan, bukannya tidak. Akan lebih susah membayangkan sesuatu yang belum ada," tuturnya.
