- Grab
VIVA.co.id - Grab meluncurkan solusi korporasi terbaru, Grab for Work, yang tak lain merupakan solusi pengelolaan biaya perjalanan bisnis yang didesain untuk para pelaku bisnis di Asia Tenggara. Peluncuran tersebut beriringan dengan kabar pesaing Grab, Gojek yang mendapatkan suntikan dana baru senilai Rp7 triliun.
Dengan tawaran gratis, Grab for Work memungkinkan korporasi dapat mengelola biaya perjalanan bisnisnya lebih efisien dan produktif. Solusi Grab ini untuk menyasar perusahaan kecil, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan perusahaan multinasional (MNC). Sebelum diluncurkan, Grab telah menguji solusinya ini dan dikembangkan dengan masukan lebih dari 150 perusahaan di Asia Tenggara.
Chief Executive Officer (CEO) dan co-Founder Grab, Anthony Tan, mengatakan perusahaan harus memfokuskan kepada sumber dayanya ke pertumbuhan bisnis dan melayani pelanggan mereka. Salah satunya yaitu memodernisasi dan mempersingkat proses pengelolaan biaya perjalanan bisnis mereka melalui platform Grab.
"Mulai dari perjalanan, tanda terima, hingga proses klaim, Grab for Work menawarkan pengalaman pengguna yang mulus dan memungkinkan departemen sumber daya manusia dan keuangan untuk menghemat waktu dalam mengelola biaya perjalanan bisnis perusahaan sehari-hari," ujar Anthony dalam siaran persnya, Jumat 5 Agustus 2016.
Saat ini Grab for Work telah digunakan lebih dari 150 perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Chope Group (Singapura), Park Hotel (Singapura), Rainmakers Labs (Singapura), YessBoss (Indonesia), dan Malaysia Airlines (Malaysia).
Grab for Work dapat digunakan ketika melakukan perjalanan yang dipesan melalui Grab. Layanan ini ditandai sebagai perjalanan bisnis dan dimasukkan dalam kategori perusahaan dalam aplikasi Grab. Semua perjalanan kemudian disingkronisasi ke portal Grab for Work, yang merupakan sarana tunggal bagi kalangan bisnis untuk mengatur dan memantau perjalanan bisnis karyawan.
Fitur-fitur Grab for Work, ada empat, yaitu pertama, menelusuri dan mengelola biaya perjalanan berdasarkan cost center, departemen, dan kelompok kerja. Kedua, pilih sistem pembayaran korporat yang diinginkan. Ketiga, dengan mudah membuat dan menerapkan aturan perjalanan bisnis. Keempat, menghemat waktu dengan pengurangan dokumen
Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos
Presiden Direktur Procter & Gamble (P&G) Indonesia, Saranathan Ramaswamy menyebut bahwa konsumen adalah bos.
