Tak Hanya Cerewet, Pengguna Twitter RI Juga Doyan Video

Vice President of Media Asia Pacific and Middle East, Twitter, Rishi Jaitly dalam peluncuran Blueroom di Jakarta, Kamis (4/08/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Tak hanya 'cerewet' dalam menggunakan Twitter, ternyata pengguna internet (netizen) Indonesia juga terbilang aktif dalam menonton video di media sosial berlogo burung biru tersebut.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Fakta tersebut diungkapkan langsung oleh Vice President of Media Asia Pacific and Middle East, Twitter, Rishi Jaitly. Rishi mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara paling penting dalam perkembangan Twitter. Terbukti dari data yang dirangkum oleh Twitter, pengguna Twitter di Indonesia gemar dalam menonton video.

"Ada 86 persen (pengguna Twitter di Indonesia) gemar menonton video di Twitter," ujar Rishi dalam peluncuran #BlueRoom di Cubicle, Senopati, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016.

Ketua DPD PSI Jakbar Mundur, DPW PSI Jakarta: Kami Tidak Mentolerir Kekerasan Seksual

Selain itu, data lain yang masih berkaitan dengan video menyebutkan, tiap dua dari lima orang masyarakat Indonesia yang berselancar pada platform perusahaan teknologi yang berdiri 2006 itu, berkicau tentang video dalam per harinya.

"Dari kesemuannya data itu, mereka (pengguna Twitter di Indonesia) berkicau dengan menggunakan mobile device," ucap Rishi.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Namun, dari data-data yang diungkapkan kepada awak media itu, Twitter tak mengungkapkan berapa jumlah penggunanya di Indonesia. Tapi yang pasti, Indonesia merupakan salah satu negara paling aktif di platform-nya, yaitu berkicau 4,2 miliar tweet dalam setahun.

Revolusi identitas

Twitter didirikan oleh Noah Glass, Biz Stone, Evan Williams, dan Jack Dorsey yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Twitter untuk kedua kalinya. Sebelumnya, Dorsey memangku posisi serupa ketika awal Twitter berdiri sampai 2008. Selama berkiprah di dunia maya, Twitter sering dikenal dengan sebutan situs mikroblogging atau 140 karakternya.

Namun seiring berjalannya waktu dan mulai dikembangkan berbagai fitur yang mendukung kebutuhan penggunanya, Twitter mulai 'enggan' diberi label lagi sebagai mikroblogging atau 140 karakter.

"Twitter enggak hanya sebagai wadah untuk mengungkapkan ekspresi, melainkan juga mengenai isu-isu yang terjadi saat ini secara real time. Dengan berbagai fitur yang kami kembangkan, kami tidak hanya sebagai situs mikroblogging atau media sosial dengan 140 karakter. Seperti yang diluncurkan hari ini, #BlueRoom, sebuah ruang khusus untuk para kreator untuk menciptakan kreasinya. Kita semua merupakan kreator," ujar Partnerships Manager of Twitter Indonesia, Teguh Wicaksono.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya