Ini Pesawat yang akan Terbang Paling Dekat ke Matahari

Ilustrasi partikel energi badai matahari yang mengarah ke Bumi.
Sumber :
  • nasa.gov

VIVA.co.id – Mimpi Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk mengeksplorasi Matahari secara lebih dekat sebentar lagi bisa terwujud.

Bisa Dihuni Manusia, Ini 10 Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS

Sebab, pekan lalu, NASA yang mengumumkan pesawatnya yang disiapkan khusus untuk eksplorasi Matahari, Solar Probe Plus, sudah menunjukkan kemajuan untuk peluncuran pada 2018.

Dikutip dari Live Science, Selasa 26 Juli 2016, Solar Probe Plus dirancang akan menyingkap sejumlah misteri Matahari yang selama ini belum maksimal digali, karena keterbatasan jarak pengamatan dan teknologi. 

Stasiun Luar Angkasa AS-Rusia Masuk Dalam Ketegangan Geopolitik

Dalam menjalankan misinya, pesawat yang dikerjakan Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (JHUAPL) itu akan mengitari Planet Venus beberapa kali, sebelum nanti akhirnya masuk mendekati Matahari.

Solar Probe Plus diharapkan akan bisa menyingkap misteri yang menjadi teka-teki selama 60 tahun tentang korona Matahari. Selama ini misteri tersebut belum terpecahkan selama beberapa dekade karena keterbatasan teknologi.

Sampah China Diburu Amerika

"Solar Probe Plus merupakan misi eksplorasi yang sebenarnya. Sebab pesawat akan sangat dekat degan Matahari untuk melihat kecepatan angin Matahari dari tahap subsonik sampai supersonik," jelas JHUAPL dalam mendeksripsikan misi tersebut di situsnya.

Selain itu, JHUAPL mengatakan pesawat itu diyakini akan membuka banyak temuan dan informasi baru seputar Matahari.

Bicara soal keistimewaan Solar Proble Plus, maka pesawat ini akan punya kemampuan yang berbeda dibanding pesawat antariksa lainnya.

Solar Probe Plus tetap akan tetap aktif saat mengitari Venus sebanyak tujuh kali sebelum mendekati Matahari. Diketahui, pesawat antariksa lain pada umumnya akan diam dalam perjalanan untuk menghemat energi. Biasanya pesawat antariksa akan memanfaatkan bantuan gravitasi planet agar menghemat bahan bakar dengan cara mendiamkan instrumen pengamatan.

Nah saat mengitari Venus antara 2018 sampai 2024, Solar Probe Plus tetap akan mengaktifkan beberapa instrumen ilmiahnya untuk mengamati Venus. Setelah itu, pesawat diperkirakan akan mengumpulkan data pengamatan yang berharga baik sebelum dan saat mendekati Sang Surya.

Paling dekat dengan Matahari

Dalam menjalankan misi menyelami Matahari, Solar Probe Plus akan memecahkan rekor pesawat pengamatan yang paling dekat dengan Matahari. Pesawat ini akan mengamati Sang Surya dalam jarak 5,9 juta kilometer, atau tujuh kali lebih dekat dibanding posisi Merkurius, planet terdekat Matahari.

Dengan posisi itu, Solar Probe Plus bakal mengalahkan rekor jarak pesawat Helios 2 yang berjarak 44 juta kilometer dari Matahari pada April 1976. Helios 2 tercatat sudah masuk ke dalam orbit Merkurius.

Posisi paling dekat itu akan menguntungkan Solar Probe Plus. Peneliti berharap pesawat akan bisa melihat dari dekat angin Matahari (aliran partikel dari Matahari), peralihan energi yang melalui Matahari dan plasma debu di dekat Matahari. Untuk diketahui debu plasma merupakan gas super panas dengan partikel di dalamnya.

Salah satu misteri Matahari yang menarik didalami yaitu medan magnetiknya. UNtuk itu yang menarik bagi peneliti yakni bagaimana Matahari bisa membalikkan muatan kutubnya selama periode 11 tahun. Dalam periode itu kadang Matahari sering sedikit dalam bintik Matahari, peneliti akan mendalami mengapa Matahari juga memuntahkan dan memunculkan jilatan api dan kemudian kembali normal lagi.

Dalam konteks ini, Solar Probe Plus akan membuktikan kekuatan medan magnetik dan bagian lain dari Matahari. Tujuannya yakni agar prediksi jilatan Matahari yang mengarah ke Bumi makin baik. Hal ini sangat berharga, sebab jilatan api Matahari itu bisa menyebabkan perusakan satelit atau jaringan listrik.

NASA sebelumnya telah mencatat bagaimana kekuatan medan magnetik Matahari dari bintik yang terlihat di permukaannya.

"Bintik cerah di permukaan menunjukkan secara magnetik area itu sangat aktif. Dan banyak lagi medan magnetik Matahari yang terkait dengan sangat satu area lainnya," jelas NASA pada Maret lalu setelah melihat data pengamatan Solar Dynamics Observatory.

Pesawat Solar Probe Plus jalani uji coba lingkungan antariksa

Pesawat Solar Proble Plus sedang jalani ujicoba termal (NASA/JHUAPL)

Untuk menyelami area dekat Matahari dalam waktu yang lama tentu dibutuhkan bekal teknologi canggih yang bisa bertahan dengan panas yang ekstrem. Untuk itu, Solar Probe Plus telah dilengkapi dengan perisai berdiameter delapan kaki dan setebal 4,5 inchi untuk bisa tahan dengan lingkungan Matahari tersebut.

Perisai itu dibuat dari busa karbon khusus. JHUAPL mengatakan lapisan perisai pesawat itu akan bergerak untuk memastikan panel mengelola panas Matahari dengan tepat.

"Beberapa teknologi anti panas pada pesawat ini berasal dari misi pesawat Messenger NASA yang mengitari Merkurius pada 2011 sampai 2015," jelas JHUAPL.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya