4 Tahun, Konsumsi Layanan Telekomunikasi Mudik Bergeser

Ilustrasi sejumlah menara perusahaan telekomunikasi.
Sumber :
  • http://berkecukupan.blogspot.com

VIVA.co.id – Direktur / Chief Service Management Officer PT XL Axiata Tbk, Yessie D. Yosetya, mengatakan, dalam empat tahun terakhir memang terjadi pergeseran konsumsi layanan telekomunkasi oleh masyarakat Indonesia.

Indonesia Diminta Belajar dari Inggris dan Turki

Menurutnya, masyarakat semakin suka memanfaatkan layanan data ketimbang layanan percakapan (voice) atau layanan SMS.
 
Dilihat dari lokasinya, kata Yessie, kenaikan trafik layanan data tertinggi selama periode Lebaran dibandingkan periode hari-hari biasa, terjadi di wilayah-wilayah yang menjadi tujuan mudik di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Wilayah Tegal dan sekitarnya mengalami kenaikan tertinggi sebesar 53 persen, disusul daerah Sampang, Sumenep, Pamekasan sebesar 45 persen.

Pemimpin Pasar Telekomunikasi Global Dukung Ekonomi Digital Indonesia

"Kenaikan di Purwakarta sebesar 40 persen, Indramayu sebesar 36 persen, serta wilayah Lebak dan Pandeglang masing-masing sebesar 32 persen," ungkap dia, dalam keterangan persnya, Jumat, 8 Juli 2016.
 
Data XL juga menunjukkan kenaikan trafik yang tinggi di area-area dalam jalur mudik yang menjadi titik kemacetan parah.

Salah satunya di wilayah Brebes, termasuk pintu tol keluar Brebes Timur (Brexit), dengan kenaikan trafik data mengalami kenaikan sebesar 120 persen.

Industri Telekomunikasi 2023: Tetap Optimis meski Tidak Baik-baik Saja

Sementara layanan percakapan meningkat sebesar 100 persen dibandingkan trafik hari biasa.

"Untuk luar Jawa, kenaikan trafik percakapan tertinggi terjadi di wilayah Sumatra, meningkat sebesar 52 persen dibandingkan hari-hari biasa," ujar Yessie.
 
Pada layanan SMS, peningkatan trafik terjadi di beberapa wilayah.

Kenaikan trafik SMS tertinggi terjadi di wilayah regional Central (Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY) sebesar 26 persen, wilayah regional West (Sumatra) sebesar 23 persen, serta wilayah regional East (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat) sebesar 17 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya