206 Bandara Tak Dilengkapi Robot ADS-B, Rawan Celaka

Transit di bandara.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil menciptakan Radar Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B). Diketahui, dari 237 bandara di Indonesia, baru 31 bandara yang dipasangi ADS-B.

Alat Navigasi Penerbangan BPPT Setara Produk Prancis

Sisanya masih menggunakan voice communication dalam berkomunikasi dengan pilot, sehingga masih belum memiliki “mata”.

“Sayangnya, 90% (persen) radar yang digunakan  bandara-bandara Indonesia diimpor dari negara lain. Padahal harganya empat kali lebih mahal dari harga ADS-B buatan kita ini. Dengan kemampuan yang sama," ujar Direktur Pusat Teknologi Elektronika BPPT, Yudi Purwantoro dalam keterangan pers yang diterima VIVAco.id, Minggu 26 Juni 2016.

Modernisasi Penerbangan, AirNav Beli Radar Rp146 Miliar

Yudi mengatakan, penerbangan memiliki standar secara internasional, dan BPPT sedang mengupayakan agar ADS-B dapat memenuhi standard tersebut, yaitu dengan terus melakukan peningkatan kualitas ADS-B yang dikembangkan.

"BPPT terus berupaya untuk membawa inovasi radar ADS-B agar dapat diproduksi oleh industri dalam negeri,”  kata dia.

BPPT Laboratorium Ide Tapi Kurang Dihargai

Dia melanjutkan, berkaca pada kejadian tabrakan pesawat di Bandara Halim Perdana Kusuma yang terjadi beberapa bulan lalu, menurut Yudi harusnya dapat dihindari dengan inovasi ADS-B BPPT ini.

"Teknologi ini mampu memantau pergerakan pesawat dan kendaraan bergerak lainnya di bandara, baik ketika pesawat sedang melakukan approach pendaratan, ketika sudah mendarat, maupun ketika bergerak di sekitar terminal," ujar dia.

Selain murah, alat navigasi ini kata dia, dirancang menggunakan komponen yang dapat diperoleh di pasaran. Kemudian juga berbasis software open source atau perangkat lunak berbasis terbuka.

"Sehingga mudah dalam pemeliharaannya," tambah Yudi.

Inovasi ini pun telah mencapai desain purwarupa dan akan uji fungsi di lapangan dan laboratorium sebagai bagian dari sertifikasi. Yudi berharap teknologi tersebut siap diaplikasikan setelah sertifikasi dan ada industri nasional yang melakukan komersialisasi.       

"Semoga didukung dan pemangku kebijakan terkait, khususnya dalam hal regulasi. Selain itu juga ada industri nasional yang siap melakukan komersialisasi," kata Yudi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya